kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.618   18,00   0,11%
  • IDX 6.938   105,24   1,54%
  • KOMPAS100 1.003   16,38   1,66%
  • LQ45 778   13,08   1,71%
  • ISSI 221   2,69   1,23%
  • IDX30 404   6,68   1,68%
  • IDXHIDIV20 476   9,24   1,98%
  • IDX80 113   1,62   1,45%
  • IDXV30 116   1,67   1,46%
  • IDXQ30 132   2,69   2,08%

BRIN Terlibat dalam Meneliti Dampak Proyek PLTS Terapung di Danau Singkarak


Senin, 20 Januari 2025 / 21:13 WIB
BRIN Terlibat dalam Meneliti Dampak Proyek PLTS Terapung di Danau Singkarak
ILUSTRASI. Petugas memeriksa panel surya di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (26/8/2024). BRIN terlibat dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Danau Singkarak untuk menjaga kelesterian lingkungan.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Peneliti Madya Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ivana Yuniarti, menjelaskan bahwa BRIN terlibat dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Danau Singkarak.

Tujuannya adalah untuk melakukan monitoring dan mitigasi dampak terhadap ekosistem danau tersebut.

"BRIN terlibat dalam upaya menciptakan PLTS yang ramah lingkungan untuk melestarikan ekosistem Danau Singkarak, khususnya ikan bilih, bukan untuk menilai tingkat pencemaran danau," ungkapnya dalam keterangannya, Senin (20/1).

Sebagai langkah awal, BRIN memonitor berbagai parameter kualitas air, seperti penetrasi cahaya, distribusi vertikal suhu, dan oksigen terlarut.

Selain itu, monitoring dilakukan terhadap kelimpahan, komposisi populasi, dan pergerakan ikan bilih, serta perubahan pada mikrobentik organisme di dasar danau.

Baca Juga: PLTS Terapung Singkarak Bakal Jadi yang Terbesar di Sumatra, Punya Kapasitas 50 MW

BRIN juga mengidentifikasi potensi pencemaran dari bioufoulant dan melakukan mitigasi dengan menyarankan penggunaan bahan ramah lingkungan jika diperlukan.

"Luas area yang digunakan hanya 0,45% dari total luas danau, namun kami akan terus memantau untuk memastikan tidak ada risiko signifikan terhadap ekosistem," jelas Ivana.

BRIN juga menyarankan agar nelayan yang terdampak tidak mengganti mata pencaharian mereka. 

Sebagai bagian dari upaya mitigasi, PLTS dirancang sebagai taman buatan alami yang dapat menjadi habitat ikan bilih. Tanaman lokal akan digunakan di antara panel untuk mendukung kelangsungan hidup ikan bilih, dengan memonitor suhu, penetrasi cahaya, plankton, dan kadar oksigen. 

Baca Juga: Portofolio Bisnis Grup Salim Kian Lengkap, Punya Bisnis Properti Hingga Pertambangan

Jika ditemukan penurunan kadar oksigen akibat berkurangnya penetrasi cahaya, tanaman tersebut diharapkan dapat meningkatkan kadar oksigen, dan jika diperlukan, teknologi microbubble akan diperkenalkan sebagai solusi.

Ivana menegaskan bahwa penelitian yang dilakukan BRIN didasarkan pada data yang akurat dan independen, tanpa pengaruh dari pihak lain, termasuk pengelola PLTS. Tujuan utama kolaborasi ini adalah untuk menciptakan PLTS yang ramah lingkungan dan mendukung pelestarian ikan bilih.

BRIN juga berkomitmen untuk melakukan pemantauan berkelanjutan bersama berbagai pihak untuk memastikan bahwa proyek ini mendukung kelestarian lingkungan Danau Singkarak. Hasil penelitian akan diterjemahkan ke dalam Bahasa Minang untuk memudahkan pemahaman masyarakat lokal.

Rencananya, pembangunan PLTS terapung di Danau Singkarak akan menjadi solusi menuju energi bersih dan hijau, serta menjaga kelestarian lingkungan. 

Baca Juga: Perusahaan Anthoni Salim Bangun Pembangkit Listrik Hidrogen Rp 11 T di Singapura

Danau Singkarak sendiri terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar, dengan luas sekitar 108 km², menjadikannya danau terluas kedua di Pulau Sumatera setelah Danau Toba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×