Reporter: Arif Wicaksono, Yudo Widiyanto | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Nasib BlackBerry di Indonesia di ujung tanduk. Kemarin, Badan Regulasi Telekomunikasi (BRTI) merekomendasikan kepada pemerintah untuk menghentikan layanan BlackBerry Internet Service (BIS). Produsen ponsel Research In Motion (RIM) asal Kanada itu dianggap tidak memenuhi aturan penyediaan layanan internet di Indonesia.
Heru Sutadi, Komisioner BRTI mengatakan, karakteristik layanan BIS pada BlackBerry mirip layanan internet service provider (ISP). "RIM melanggar aturan Keputusan Menteri (Kepmen) Perhubungan No 21 tahun 2001 tentang Jasa Telekomunikasi," tandas Heru, Senin (12/12).
BIS merupakan bagian dari layanan handset ponsel pintar Blackberry yang terdiri dari layanan internet, email, chatting, dan BlackBerry Messenger (BBM). BRTI menilai, RIM tidak memiliki izin penyelenggaraan jasa BIS di Tanah Air.
Rekomendasi ini dibuat berdasarkan hasil rapat komisioner BRTI Minggu lalu, yakni setelah BRTI mendengarkan laporan RIM ke pemerintah tentang empat komitmen bisnisnya di Indonesia. BRTI kecewa berat karena RIM lebih memilih membangun Regional Network Aggregator (RNA) di Singapura, bukan di Indonesia.
Padahal, kata Heru, salah satu syarat untuk memperoleh izin BIS, RIM harus membangun server di Indonesia.
Selain merupakan kewajiban berdasarkan Kempen 20/2001, langkah tersebut juga bertujuan agar ada peningkatan layanan BlackBerry serta adanya kemudahan akses bagi penegakan hukum bila kelak ada masalah.
Meski begitu, BRTI yang terdiri dari unsur pemerintah, masyarakat dan akademisi menyerahkan keputusan final atas sanksi penghentian layanan internet Blackberry ini kepada Menteri Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). "Biarkan menteri yang akan memutuskan," tuturnya.
Oliver Pilgerstorfer, Senior PR Manager RIM untuk Asia Tenggara menegaskan, RIM telah melaksanakan seluruh komitmennya kepada Pemerintah Indonesia. Menurutnya, pembangunan RNA di Singapura tidak akan menghambat kerjasama RIM dengan operator seluler di Indonesia.
Sarwoto Atmosutarno Direktur Utama PT Telkomsel mengaku belum mengetahui persis seberapa besar kerugian yang bakal diderita operator bila pemerintah benar-benar menjadikan rekomendasi BRTI sebagai putusan. Menurut Sarwoto, pendapatan operator seluler tak hanya dari BlackBerry saja, tapi juga dari layanan-layanan lain. Telkomsel memilih menunggu keputusan pemerintah soal ini.
Yang jelas, bisnis akan mencuil sebagian pendapatan operator dari layanan internet BlackBerry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News