Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) memperingatkan seluruh operator telekomunikasi jaringan tetap dan seluler agar mewaspadai lonjakan trafik telekomunikasi pada masa pemilihan umum (Pemilu). Belum satu hari peringatan bergaung, salah satu operator sudah mengalami gangguan di beberapa daerah.
BRTI meminta operator telekomunikasi tidak mengubah jaringan sentralnya menjelang dan sesudah Pemilu, khususnya H-7 dan H+7. "Pada waktu tersebut, jaringan akan padat. Kami harapkan jaringan tidak macet dan mengganggu komunikasi," ujar Heru Sutadi, Anggota BRTI, Rabu (1/4).
Peringatan BRTI beralasan. Ambil contoh, Telkom Flexi Bandung sudah mengalami gangguan kemarin (1/4). Jaringan Telkom Flexi mati tiba-tiba ketika pengguna berkomunikasi (drop call). Manajer Umum Kandatel Bandung Beni Sukamto mengakui, jumlah pelanggan mereka yang di atas 6.000 melebihi jumlah pelanggan ideal di satu Base Transceiver Station (BTS). "Idealnya, satu BTS itu untuk 3.200 pelanggan," katanya.
Untuk mengatasi Pemilu, Beni mengaku telah mengerahkan empat mobile BTS di beberapa wilayah untuk membantu trafik yang padat. "Mobile BTS ini akan diperbantukan hingga proses penambahan BTS selesai," ungkapnya.
Kepala Divisi Komunikasi Indosat Adita Irawati yakin, jaringan telepon dan jasa pesan singkat atau short messege service (SMS) Indosat akan lancar tanpa hambatan menjelang Pemilu. Menanggapi masih lambatnya akses melalui jaringan 3G PT Indosat Mega Media (IM2), Indosat menargetkan membangun 500 Note B yang kelar pada pertengahan April. "Supaya jaringan 3G IM2 bisa lebih maksimal," Yudo Widiyanto
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News