kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Buah-buahan Indonesia berprospek cerah di Rusia, sayang ada kendala ini


Kamis, 27 Agustus 2020 / 13:18 WIB
Buah-buahan Indonesia berprospek cerah di Rusia, sayang ada kendala ini
ILUSTRASI. Buah asal Indonesia memiliki potensi yang besar untuk dipasarkan di Rusia. KONTAN/Baihaki


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia terkenal dengan keragaman sumber daya alamnya. Salah satunya adalah buah-buahan. Nah, buah asal Indonesia memiliki potensi yang besar untuk dipasarkan di Rusia. Hanya saja peningkatan ekspor dapat dilakukan dengan memperbaiki kendala konektivitas dan teknologi dalam proses pengiriman. 

Duta Besar RI untuk Rusia periode 2016- Juli 2020, Wahid Supriyadi mengatakan, potensi besar buah asal Indonesia semakin nampak usai usai Uni Eropa memutuskan memperpanjang sanksi ekonomi terhadap Rusia. Hal tersebut menggangu perdagangan sayur dan buah-buahan antar keduanya. 

"Perhitungan kira-kira ada US$ 2,45 miliar yang ditinggal Uni Eropa (karena konflik dengan Rusia). Ini peluang yang besar sekali dan yang selama ini belum kita manfaatkan," ungkapnya dalam diskusi virtual Core Economic Talks, Rabu (26/8/2020). 

Baca Juga: Memanfaatkan peluang besar ekspor produk olahan kelapa Indonesia

Berdasarkan data Federal Custom Service Rusia, total impor sayur dan buah negara tersebut mencapai mencapai US$ 6,5 miliar, dengan jumlah 7,07 ton pada tahun 2019. Sayangnya, di tahun yang sama, Indonesia hanya mengambil pasar buah Rusia dengan nilai ekspor US$ 11,28 juta dan jumlahnya 8.146 ton. 

Impor sayur dan buah Rusia didominasi oleh Ekuador sebesar 21%, Turki 15%, China 10%, Azerbaijan 6%, Mesir 6%, Moldova 5%, dan Belarus 4%. "Yang sangat heran buat saya, impor paling besar buah dan sayuran itu dari Ekuador yang jaraknya saja lebih jauh dari Indonesia. Gila lagi, pisang itu 96% share-nya dikuasai Ekuador yang cuma jenis pisang ambon. Padahal kita punya banyak jenis pisang," ucapnya. 

Baca Juga: BPS catat impor pada bulan Juli 2020 turun 2,73%

Wahid mengatakan, dengan potensi alam yang ada, Indonesia punya potensi sangat besar untuk bisa menguasai pasar buah-buahan Rusia. Hanya saja, terkendala konektivitas yakni jarak yang jauh dan tidak ada penerbangan langsung dari Indonesia ke Rusia. 

Selain itu, terdapat pula tantangan untuk menyediakan teknologi yang mampu menjaga kualitas buah tetap baik sampai tiba di Rusia. Tentunya penyelesaian persoalan ini perlu campur tangan pemerintah. 

Ia bilang, penting setiap kementerian dan lembaga memperkuat berkoordinasi untuk bisa mendorong peningkatan ekspor. Wahid menyatakan, seperti dalam hal teknologi, di mana Batan ternyata sudah menemukan teknologi yang disebut super gama untuk bisa menjaga kulitas buah saat diekspor. 

Baca Juga: Pertanian di lahan gambut juga bisa hasilkan nanas berkualitas standar ekspor

Oleh sebab itu, dirinya sudah berupaya untuk menghubungkan temuan tersebut dengan dengan Kementerian Pertanian. "Saya ketemu dengan Batan, ini sudah dihubungkan dengan Kementan, mudah-mudahan dilakukan (kerja sama). Jadi teknologi super gama ini, misal kita ekspor mangga atau pisang, itu 40-45 hari seklipun untuk sampai di sana masih hijau, masih bagus," ungkapnya. 

Di sisi lain, tingginya potensi buah asal Indonesia di pasar Rusia juga nampak dari pasokan buah tropis yang sering kali didapati habis di berbagai pasar swalayan. Padahal harga-harga yang dibanderol terbilang mahal. 

Baca Juga: Ekspor produk pertanian dan rempah melesat di saat pandemi

Wahid menyebutkan, buah naga dijual sekitar Rp 94.000, nanas Rp 151.000, rambutan Rp 70.000, serta manggis Rp 80.000. Buah-buahan yang dijual tersebut memiliki ukuran yang terbilang standar, bahkan terkadang kecil. 

"Artinya memang ada market disana. Nah ini yang kita dorong , kita masih punya prospeknya," pungkas dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Buah-buahan Indonesia Punya Peluang Pasar di Rusia"
Penulis : Yohana Artha Uly
Editor : Erlangga Djumena

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×