Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, kinerja sektor pertaninan dan perkebunan di tengah perlambatan ekonomi masih cukup positif.
Ini ditandai dengan masih jalannya proses ekspor untuk beberapa komoditas, seperti kopi, kapulaga, karet, hingga produk turunan kelapa sawit, terutama di sejumlah daerah.
Lihat saja, kopi arabika Gayo, belum lama ini diekspor sebanyak 57,6 ton ke Amerika. Kopi milik Koperasi Baitul Qiradh Baburrayan (KBQ Baburrayan) itu, berhasil diekspor dengan nilai Rp 4,2 miliar.
Dengan terbukanya kembali ekspor di masa normal baru ini, bisa mendongkrak program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) yang dicanangkan pemerintah.
Baca Juga: Hadapi kampanye negatif, Kemendag siap bentuk tim kampanye positif sawit Indonesia
Tak cuma kopi, kelapa asal Sulut yang telah diolah dalam bentuk parut, diminati di Brasil.
Mengawali dibukanya sektor perdagangan di masa normal baru, 104 ton kelapa parut itu sukses diekspor ke Negeri Samba tersebut. Biasanya kelapa parut Sulut di ekspor ke negara-negara di benua Asia dan Eropa.
Kelapa parut yang dilepas ke Brasil tersebut telah melalui serangkaian tindakan karantina dan dinyatakan sehat, aman serta memenuhi persyaratan negara tujuan.
Keberhasilan ekspor ini, diharapkan dapat membawa dampak baik bagi kesejahteraan para petani kelapa di tengah pandemi Covid-19.
Piter Abdullah, ekonom yang juga dosen Institute Perbanas, menilai, kinerja ekspor perkebunan memang masih positif. Namun, hal itu juga perlu dibarengi dengan perbaikan sector lain agar bisa mendorong ekonomi. Pasalnya, jika hanya bergantung ke sector perkebunan komoditas tak bisa menahan perlambatan ekonomi.
“Ekspor komoditas juga tidak bisa didorong ditengah wabah saat ini.Wabah membatasi semuanya.. Yang harus Dilakukan utamanya adalah mengatasi wabah, sembari meningkatkan ketahanan Masyarakat Dan Dunia usaha,” ujar Piter dalam keterangannya Jumat (7/8).