Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim Mas, salah satu perusahaan kelapa sawit terintegrasi terbesar, hari ini mengumumkan gabungan petani swadaya peserta program pelatihan petaninya telah berhasil menjual minyak sawit berkelanjutan bersertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) kepada pembeli internasional melalui platform perdagangan RSPO.
Lebih lanjut, sebanyak 2.295 petani swadaya anggota asosiasi petani di Provinsi Sumatera Utara (Rantauprapat), dan Provinsi Riau (Pelalawan, Rokan Hilir, dan Rokan Hulu), berhasil meraup hampir Rp 11 miliar dari transaksi tersebut.
Rudman Simanjuntak, Manager of Independent Smallholder Musim Mas menyatakan, bila digabungkan dengan penjualan pada tahun 2020 dan 2021, maka keempat asosiasi ini telah membukukan sebanyak Rp 18,7 miliar.
Baca Juga: Gapki Dorong Penguatan Permentan tentang Penetapan Harga TBS Sawit
Asosiasi-asosiasi ini merupakan bagian dari program Training for Smallholders dan sertifikasi RSPO yang dimulai lima tahun yang lalu sebagai bagian dari Indonesian Palm Oil Development for Smallholders (IPODS).
Musim Mas mengembangkan IPODS bersama International Finance Corporation (IFC) sebagai upaya mendorong dan memberdayakan petani kelapa sawit swadaya mendapatkan sertifikasi dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang diakui secara global.
“Mendapatkan sertifikasi RSPO merupakan pencapaian penting bagi petani swadaya karena ini akan membuka lebih banyak pintu bagi mereka untuk menjual minyak sawit kepada pembeli global yang membutuhkan kelapa sawit berkelanjutan,” kata Rudman dalam konferensi pers yang berlangsung di Jakarta, Rabu (21/9).
Rudman lebih lanjut menguraikan, petani swadaya mengelola 41% dari total perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Mereka memainkan peran penting dalam produksi kelapa sawit untuk pasar domestik dan internasional. Mereka juga memegang kunci bagi peningkatan jumlah minyak sawit yang memenuhi standar keberlanjutan (RSPO dan ISPO).
Namun, petani swadaya terkendala oleh kurangnya pengetahuan teknis dan akses terhadap bibit sawit yang berkualitas serta pembiayaan yang terbatas. Petani swadaya bergantung pada teman dan tetangga yang kebanyakan juga tidak mendapatkan pelatihan pertanian yang cukup
Baca Juga: Bongkar Pasang Kebijakan Dinilai Lahirkan Kisruh Minyak Goreng
Musim Mas melibatkan petani swadaya secara langsung dan memberikan pelatihan agronomis, akses terhadap bantuan finansial dan pasar global,serta pelajaran tentang persyaratan hukum .
Pelatihan ini menggunakan kurikulum komprehensif yang mencerminkan Prinsip & Kriteria (P&C) dari RSPO untuk membantu petani memperkecil kesenjangan antara kebiasaan bertani mereka dengan standar praktik yang menjadi syarat sertifikasi RSPO. Petani yang bersertifikat RSPO memiliki akses ke rantai pasokan minyak sawit berkelanjutan dan pasar premium secara global.
Guntur Cahyo Prabowo, Acting Head of Smallholders RSPO Indonesia menambahkan melalui cara ini pihaknya mencoba mengubah industri.
" ini adalah sebuah proses, model rantai pasokan dari kredit RSPO adalah titik masuk penting bagi petani swadaya untuk mendapatkan sertifikat berkelanjutan,” kata Guntur .
Ia mengatakan, dalam jangka panjang, upaya Perseroan akan membantu mengubah pasar menjadi industri yang lebih adil secara sosial dan ramah lingkungan. Premi yang diterima petani bukan hanya sebuah peluang bisnis yang layak tetapi juga penghargaan atas kontribusi mereka terhadap transformasi pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News