kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Buka IPOC 2020, Gapki bahas kondisi industri sawit selama pandemi


Rabu, 02 Desember 2020 / 12:41 WIB
Buka IPOC 2020, Gapki bahas kondisi industri sawit selama pandemi
ILUSTRASI. Ketua Umum Gapki Joko Supriyono saat konferensi pers di Jakarta, Senin (15/4).


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono mengatakan, pandemi Covid-19 telah memengaruhi berbagai sektor di dunia. Menurutnya, industri sawit turut ikut merasakan dampak dari pandemi ini.

Joko menyebut, akibat pandemi Covid-19 terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi, beberapa negara mengalami resesi, terjadi penurunan ekspor, adanya penurunan harga minyak, penghentian turis akibat kerentanan ekonomi. Karenanya, ini menjadi tantangan dalam membuat perkembangan atau strategi bisnis.

"Termasuk kita dalam industri kelapa sawit, kita juga akan mengalami situasi yang sama. Walaupun perkebunan dan pabrik masih beroperasi dengan normal di bawah kendali kesehatan yang ketat," ujar Joko saat memberikan opening speech pada Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2020 New Normal yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (2/12).

Joko menyebut, pandemi Covid-19 menyebabkan berbagai ketidakpastian. Lockdown menjadi salah satu hal yang dilakukan untuk mencegah virus, Adanya lockdown yang dilakukan berbagai negara, baik Eropa dan Asia turut memengaruhi permintaan minyak nabati, termasuk kelapa sawit.

Baca Juga: Industri biodiesel dukung energi hijau untuk topang ekonomi di tengah pandemi

Adanya perubahan pada permintaan minyak nabati, turut berpengaruh pada kinerja ekspor kelapa sawit Indonesia. Meski begitu, Joko pun mengatakan pasar dunia mulai membaik pada kuartal keempat tahun ini.

"Pada kuartal keempat, dapat dilihat pasar dunia mulai membaik ditandai dengan peningkatan permintaan dari beberapa negara tujuan ekspor diikuti dengan peningkatan tren harga minyak kelapa sawit," jelas Joko.

Meski adanya perbaikan ekonomi pada akhir tahun ini, tetapi Joko pun mengakui dirinya belum bisa memastikan apakah perbaikan ekonomi bisa terjadi dengan cepat atau sebaliknya. Pasalnya, dalam beberapa bulan terakhir, beberapa negara Eropa dan Asia juga memasuki gelombang ketiga Covid-19.

Karenanya, menurutnya ini adalah saat yang tepat untuk menganalisa dan memperkirakan pasar kelapa sawit untuk tahun depan.

Baca Juga: Harga CPO diprediksi terus menguat, begini nasib emiten CPO hingga akhir tahun

Lebih lanjut, Joko pun menyinggung tentang kebijakan pemerintah mengenai kelapa sawit di dalam negeri. Menurutnya, meski terjadi penurunan kinerja ekspor akibat Covid-19, pemerintah tetap konsisten dalam menjalankan kebijakan B30. Dia berpenndapat, hal ini turut membantu menjaga dan mentsabilkan konsumsi dalam negeri.

"Konsumsi domestik juga meningkat karena industri oleochemical yang mendukung pencegahan transmisi virus melalui pengembangan produk sanitasi, seperti sabun dan disinfektan," kata Joko.

Joko pun mengatakan, meski harus menghadapi masa sulit tetapi industri kelapa sawit tetap berjalan baik dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Dia pun mengatakan sebagian besar pihak tetap optimistis atas peluang di tahun 2021.

"Kami yakin pengembangan vaksin yang sedang berjalan akan berhasil, sehingga di awal 2021 masyarakat bisa divaksin. Kami berharap pandemi akan segera diatasi," kata Joko.

Selanjutnya: Tahun depan, Gapki prediksi pasar ekspor minyak sawit masih belum pulih 100%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×