Reporter: Herlina KD |
JAKARTA. Pemerintah tak menutup mata atas kesulitan bahan baku yang kini dihadapi oleh industri penyamakan kulit.
Direktur Industri Aneka Kementerian Perindustrian Budi Irmawan mengakui kenaikan harga bahan baku kulit sapi karena kurangnya pasokan bahan baku kulit sapi. "Kondisi dunia saat ini juga sedang mengalami kekurangan pasokan bahan baku kulit," ujarnya.
Tapi masalahnya, sampai saat ini pemerintah belum juga membuka keran impor kulit dari beberapa negara. Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyamakan Kulit Indonesia (APKI) Agit Punto Yuwono bilang, jika keran impor kulit tidak dibuka, maka ke depan industri penyamakan kulit nasional akan semakin terpuruk.
Saat ini saja, kata Agit, dari kapasitas produksi industri penyamakan kulit sebesar 140 juta kaki persegi per tahun, tingkat utilisasinya hanya sekitar 40%. "Akibatnya, Indonesia akan dibanjiri produk kulit jadi dari China, India dan Pakistan," jelasnya.
Menanggapi ini, Budi menjelaskan pihak Kementerian Perindustrian sudah meminta pembukaa keran impor kulit dari beberapa negara seperti Somalia dan negara Asia yang selama ini masih ditutup rapat. "Kami sudah berkali-kali mengajukan kepada Kementerian pertanian agar dibuka, tapi memang belum dilakukan," jelasnya.
Untuk impor kulit dari Somalia, kata Budi saat ini sedang dilakukan pembahasan mengenai kemungkinan kerjasama dan analisa mengenai kemananannya oleh Kementerian Pertanian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News