Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) mengungkap kendala utama yang harus dihadapi perseroan sepanjang tahun 2023.
Irsal Kamarudin Direktur Utama mengatakan terjadi peningkatan selektifitas dalam arus investasi namun berhasil diminimalisir melalui skema Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha (KPBU).
“Kendala utama yang dihadapi di tahun 2023 adalah mulai selektifnya arus investasi dan pelaksanaan proyek sehubungan dengan akan berlangsungnya pemilihan umum di tahun 2024 disamping adanya dampak dari kondisi geopolitik internasional,” ungkap Irsal dalam laporan tahunan BUKK yang dilansir, Jumat (26/04).
Baca Juga: Emiten Jusuf Kalla, Bukaka (BUKK) Dirikan Anak Usaha Alat Pertambangan di Oman
“Kedua dampak dari kendala-kendala utama tersebut diminimalisir melalui penerapan strategi penjajakan skema KPBU. Pada skema ini Perseroan berperanaktif dalam menginisiasi suatu proyek yang menjadi keahlian Perseroan, melalui skema prakarsa badan usaha,” tambahnya.
Dia menambahkan, dengan alokasi alokasi anggaran belanja atau capex sebesar Rp 440 miliar yang diperuntukkan bagi pembelian aset tetap/proyek baru/existing serta proyek tambahan di tahun 2023, Perseroan telah menargetkan perolehan pendapatan sebesar Rp5,14 triliun, dengan laba bersih sebesar Rp457,96 miliar.
“Berkat implementasi strategi yang tepat dan disiplin dalam menjalankan kegiatan operasional membuat Perseroan per tanggal 31 Desember 2023 berhasil mencatatkan nilai pendapatan sebesar Rp5,13 triliun dan laba sebesar Rp711,02 miliar, atau memenuhi target sebesar (0,19%) dan 55,28%,” ungkapnya.
Pada akhir tahun 2023, Perseroan juga telah membukukan Jumlah Aset sebesar Rp8,38 triliun atau 0,81% di atas RKAP 2023 yang sebesar Rp8,31 triliun. Angka tersebut berarti tumbuh 33,87% dibanding tahun 2022 yang sebesar Rp6,26 triliun.
Kenaikan tersebut dikontribusikan oleh adanya peningkatan pada pos aset keuangan dari kontrak konsesi sebesar Rp1,28 triliun dan kenaikan pos investasi pada perusahaan asosiasi sebesar 40,96%, sebesar Rp 939,83 miliar dibandingkan tahun 2022.
Hingga akhir tahun 2023, nilai pendapatan dari Kontrak Konstruksi dan Non-Konstruksi adalah sebesar Rp5,13 triliun yaitu (0,19%) dibawah RKAP yang sebesar Rp5,14 triliun.
Angka tersebut meningkat sebesar 23,67% dibanding tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp4,2 triliun. Kenaikan tersebut terjadi seiring dengan meningkatnya nilai kontrak yang diperoleh Perusahaan selama tahun 2023 terutama untuk proyek-proyek konstruksi.
Sedangkan, laba tahun berjalan tahun 2023 adalah sebesar Rp711,02 miliar yaitu 55,28% di atas Rencana Bisnis Perseroan yang sebesar Rp457,96 miliar. Angka tersebut berarti juga menunjukkan peningkatan sebesar 53,81% dibanding tahun 2022 yang sebesar Rp 462,28 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News