kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bukaka Teknik Utama (BUKK) Gencar Berbisnis PLTA Hingga Smelter


Rabu, 18 Mei 2022 / 16:49 WIB
Bukaka Teknik Utama (BUKK) Gencar Berbisnis PLTA Hingga Smelter
ILUSTRASI. Bukaka Teknik Utama (BUKK) gencar terlibat dalam investasi pengembangan di sektor energi terbarukan dan smelter.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - CILEUNGSI. PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) cukup gencar terlibat dalam investasi pengembangan di sektor energi terbarukan dan hilirisasi pertambangan.

Komisaris Bukaka Teknik Utama Solihin Jusuf Kalla menyampaikan, tahun ini BUKK menggarap tiga proyek besar yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso Energy, PLTA Malea Energy, dan PLTA Kerinci Merangin Hidro. Selain itu, ada beberapa proyek Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) seperti PLTM Cikaengan, PLTM Empat Mandiri, dan PLTM Poso Energi Tiga Pamona.

Meski tidak disebut secara rinci, aksi korporasi juga dilakukan BUKK terkait pengembangan PLTA di tahun ini yakni berupa akuisisi sebagian saham PT Petro Hydro Optima yang saat ini terlibat dalam pengerjaan proyek PLTM Jayamukti, Garut.

Melalui entitas anak usaha, PT Bukaka Mega Investama (BMI), BUKK turut melakukan penambahan investasi secara bertahap dengan nilai sampai Rp 1,12 triliun di PT Kerinci Merangin Hidrop yang mengelola PLTA Kerinci. Lalu, ada pula penambahan investasi oleh BUKK di PT Malea Energy selaku pengelola PLTA Malea Energy sebesar Rp 150 miliar.

Baca Juga: Dua PLTA Milik Kalla Group Ini Diresmikan Jokowi

Dengan sederet proyek tersebut, BUKK telah berkomitmen terus mencari berbagai peluang di sektor energi terbarukan, baik sebagai engineering, procurement, construction (EPC) maupun investor. Hal ini juga merupakan bentuk dukungan BUKK terhadap peningkatan bauran energi terbarukan di Indonesia.

“Listrik yang dihasilkan dari PLTA-PLTA di atas kertas dapat dijual kepada PLN maupun industri. Tapi, itu semua kami serahkan kepada pemangku kepentingan,” ungkap Solihin dalam paparan publik, Rabu (18/5).

Selain itu, BUKK juga mengembangkan smelter di Palopo, Sulawesi Selatan melalui anak usahanya, PT Bukaka Mandiri Sejahtera (BMS). Terdapat dua proyek smelter yang dikerjakan oleh BMS, yakni smelter feronikel yang berkapasitas 33.000 ton per tahun dan smelter nikel sulfat yang berkapasitas 34.000 ton per tahun.

“Smelter feronikel diharapkan dapat beroperasi di awal tahun 2023, sedangkan smelter nikel sulfat beroperasi pada tahun 2024,” ujar Direktur Bukaka Teknik Utama Teguh Wicaksana Sari dalam kesempatan yang sama.

Keterlibatan BUKK dalam hilirisasi pertambangan nikel dinilai merupakan upaya perusahaan ini untuk membantu pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia. Ini mengingat Indonesia memiliki sumber cadangan nikel yang melimpah. Pihak BUKK juga siap bekerja sama dengan pihak manapun terkait pengembangan hilirisasi tersebut.

Di luar segmen energi terbarukan dan hilirisasi tambang, BUKK juga merambah pasar ekspor. Bulan November tahun lalu, BUKK mendirikan perusahaan joint venture di India bernama Bukaka Three D Ltd. Hal ini dilakukan untuk pelaksanaan proyek pengadaan 36 unit garbarata di India.

Keberadaan anak usaha di India juga dinilai menjadi pembuka jalan bagi BUKK untuk memperluas pangsa pasarnya di Timur Tengah dan Eropa.

“India posisinya lebih dekat dengan Timteng dan Eropa, sehingga diharapkan produk ekspor kami bisa lebih kompetitif,” imbuh Solihin.

Sebagai informasi, pada tahun 2022 BUKK menargetkan penjualan sebesar Rp 3,86 triliun, sedangkan laba bersihnya sebesar Rp 392,56 miliar. Per kuartal I-2022, penjualan BUKK turun 25,08% (yoy) menjadi Rp 794,11 miliar. Di saat yang sama, laba bersih tahun berjalan BUKK berkurang 15,57% (yoy) menjadi Rp 100,58 miliar.

Baca Juga: Anak usaha Bukaka (BUKK) raih pinjaman Rp 1,73 triliun dari Bank Mandiri (BMRI)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×