Reporter: Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Polemik perbedaan harga daging kerbau impor asal India di Indonesia dan Malaysia masih memanas. Sejumlah pihak menuding Perum Bulog, yang merupakan importir daging kerbau asal India satu-satunya menjual daging kerbau tersebut lebih tinggi daripada di Malaysia.
Namun Bulog juga tidak tinggal diam, BUMN Pangan ini mengirimkan tim ke Nengeri JiranĀ untuk mengecek harga dan kualitas daging kerbau yang di jual di Malaysia.
Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu mengatakan, timnya menemukan harga beli daging kerbau impor dari India oleh Malaysia dan Indonesia hampir sama. Malaysia membeli dengan harga US$ 3.55 per kilogram (kg) dan Bulog membeli lebih murah dengan harga US$ 3.50 per kg. Bulog membeli dengan perhitungan kurs dollar Rp 13.200.
"Harga tersebut sudah termasuk ongkos angkut sampai di Pelabuhan Tanjung Priok, termasuk asuransi," ujar Wahyu kepada KONTAN, Kamis (6/10).
Setelah sampai di Pelabuhan, maka daging kerbau impor asal India tersebut kena Bea Masuk (BM) sebesar 5%, kemudian Pajak Penghasilan (PPh) 2,5%, biaya karantina Rp 125 per kg, biaya handling di pelabuhan sampai masuk ke gudang (coldstroge) total Rp 1.500 per kg.
Kemudian biaya sewa coldstorage sebesar Rp 2.500 per kg. "Sementara di Malaysia impor daging kerbau tidak dikenakan pajak BM dan PPh, mereka hanya dikenakan biaya karantina saja," imbuh Wahyu.
Kemudian, Malaysia menjual daging kerbau impor untuk eceran dengan harga RM 14,5 per kg, setara Rp 52.800 per kg. Sementara di Indonesia dijual dengan harga Rp 65.000 per kg.
Untuk penjualan daging grosir ke pedagang besar paling murah RM 14,5 per kg, setara Rp 46.000 per kg. Sementara Bulog menjualnya sebesar Rp 56.000 per kg untuk pedagang besar dan Rp 60.000 per kg untuk pedagang kecil. "Sementara harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah untuk daging kerbau impor maksimal Rp 65.000 per kg, tidak boleh lebih," tegas Wahyu.
Dengan perhitungan tersebut di atas, maka Bulog mengklaim, pihaknya dapat memperoleh margin keuntungan rata-rata sekitar Rp 800 per kg. Dengan margin keuntungan sebesar itu, maka Bulog sebagai BUMN mendapatkan keuntungan.
Dari impor tahap pertama sebesar 10.000 ton, Bulog sudah mendatangkan sebanyak 7.800 ton dan sebanyak 6.000 ton sudah terjual di pasar. Sementara Bulog juga tengah memproses impor daging kerbau untuk tahap kedua sebesar 70.000 ton dari India.
Bila benar margin keuntungan Bulog sekitar Rp 800 per kg, maka untuk impor tahap pertama ini, kalau semuanya terealisasi maka Bulog mengantongi margin keuntungan kurang lebih Rp 8 miliar dan kalau yang 70.000 ton masuk dan terjual semua, Bulog kembali mengantongi margin keuntungan kurang lebih Rp 56 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News