kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   15.000   0,79%
  • USD/IDR 16.800   4,00   0,02%
  • IDX 6.262   8,20   0,13%
  • KOMPAS100 896   3,65   0,41%
  • LQ45 707   -0,42   -0,06%
  • ISSI 194   0,88   0,46%
  • IDX30 372   -0,72   -0,19%
  • IDXHIDIV20 450   -1,01   -0,22%
  • IDX80 102   0,35   0,35%
  • IDXV30 106   0,47   0,45%
  • IDXQ30 122   -0,87   -0,70%

BUMN pilih ekstensifikasi lahan sawah di Kalbar


Rabu, 10 Oktober 2012 / 16:09 WIB
BUMN pilih ekstensifikasi lahan sawah di Kalbar
ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat di kuartal ketiga ini.


Reporter: Nur Ramdhansyah A | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Akhirnya terjawab sudah, pilihan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan untuk merealisasikan ekstensifikasi lahan sawah seluas 100.000 hektare (ha). Mantan Direktur Utama PLN itu memilih melakukan ekstensifikasi lahan sawah di Kalimantan Barat (Kalbar) setelah sebelumnya direncanakan di Kalimantan Timur (Kaltim).

Dahlan mengungkapkan hal tersebut langsung di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Waktu itu kami rencananya mau di Kaltim Pak Presiden. Namun, ternyata lahannya tidak ada sama sekali. Akhirnya kami pindah ke Kalbar," katanya saat acara Rapat Koordinasi BUMN di Yogyakarta, Rabu (10/10).

Dahlan merasa bersyukur, karena di Kalimantan Barat permukaan geografisnya lebih baik ketimbang di Kaltim. Sebab, di Kaltim pemerintah harus menggunakan metode pasang surut untuk mengelola tanahnya. "Dan biayanya sangat besar sekali yakni bisa Rp 9 triliun," kata Dahlan.

Dahlan menargetkan, akhir tahun ini program ekstensifikasi lahan oleh perusahaan BUMN bidang perkebunan dan pertanian itu sudah bisa membuka lahan seluas 15.000 Ha. "Sisanya akan kami kejar tahun depan," katanya.

Sebelumnya, Kementerian BUMN melalui perusahaan BUMN sektor perkebunan dan pertanian berencana membuka lahan pertanian seluas 100.000 hektare di Kalimantan Timur. Namun hal itu dibatalkan, karena daerah itu tidak menyediakan lahan sesuai yang dijanjikan.

Alhasil, Dahlan memutuskan membatalkan program tersebut di Kalimantan Timur, kemudian memindahkannya ke Kalimantan Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×