Reporter: Nindita Nisditia | Editor: Sandy Baskoro
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bunker, startup penyedia platform analitik finansial, bisa menjadi alternatif dalam memberikan visibilitas finansial yang detail dan cepat bagi perusahaan berskala menengah dan atas.
Bunker telah menggandeng banyak eksekutif dari perusahaan besar di Asia Tenggara untuk menganalisa dan mengatur ribuan data di tingkat transaksional dan buku besar menjadi kumpulan informasi mendalam yang lebih sederhana dimengerti dengan tingkat akurasi sempurna, serta proses pengolahan yang cepat.
Didirikan sejak 2021, Bunker telah berhasil meraih total pendanaan US$ 5,25 Juta dari berbagai investor, seperti perusahaan modal ventura semacam Alpha JWC, Northstar Group, January Capital, GFC, Money Forward, dan lainnya, dengan para angel investor seperti Chris Lin, Rosemary Hua DeAragon dan Tiger Fang.
Baca Juga: 10 Startup Program PLN Connext Ikuti Pendampingan Eksplorasi Bisnis
Co-Founder dan CEO Bunker Shivom Sinha menyampaikan, dengan pendanaan yang mereka punya, Bunker akan terus menggenjot ekspansi bisnis secara global, terutama di Indonesia. Bekas Vice President Strategic Finance Gojek ini optimistis terhadap ekonomi Indonesia, sehingga akan banyak peluang bagi pelaku bisnis untuk tumbuh dan berkembang.
"Respons pasar terhadap software kami sangat baik, setiap klien kami sudah menghemat banyak uang dari yang seharusnya mereka keluarkan untuk mempekerjakan orang melakukan akuntansi, keuangan, atau data engineering," kata Shivom kepada Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.
Area fokus Bunker saat ini adalah perusahaan menengah atau besar yang memiliki setidaknya 50 hingga 200 karyawan, atau pendapatan tahunan mencapai Rp 1 miliar. Catatan Bunker, eksekutif yang menggunakan layanan Bunker bisa mempertebal margin perusahaan, dengan memangkas hingga 20% operational expenditure (opex).
Baca Juga: Agritech Kora Umumkan Pendanaan Pre-Seed dari Antler & Gibran H, Co-Founder eFishery
Shivom memperkirakan, meskipun belum menargetkan pasar ke usaha mikro, Bunker mungkin bisa membuat versi software yang lebih ramah untuk usaha kecil di masa mendatang.
"Kami lebih fokus pada perusahaan besar, karena dampaknya bisa lebih besar. Kita bisa menyelamatkan 10% sampai 20% dari opex mereka, kita bisa selamatkan sampai ratusan ribu dolar AS atau miliaran rupiah setiap tahunnya," tutur Shivom.
Bunker dinilai ramah pengguna. Apabila pengguna memerlukan waktu mingguan hingga bulanan untuk beradaptasi di suatu platform analitik finansial, Bunker mengklaim, pengguna hanya memerlukan waktu tiga sampai empat hari untuk beradaptasi dengan sistem mereka.
Baca Juga: Solusi Peningkatan Operasional Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan Blockchain
Pada dasarnya, Bunker beroperasi dengan menghubungkan ke sistem akuntansi yang digunakan klien, seperti SAP, Oracle NetSuite, Xero, QuickBooks, serta Journal dan Accurate yang dikerjakan di Indonesia.
Kemudian, Bunker menarik pencatat umum, yang merupakan daftar semua transaksi yang telah perusahaan lakukan dalam bisnis mereka selama sebulan. Lalu, Bunker menyediakan dasbor dan laporan dalam PDF yang membantu menjelaskan para eksekutif perusahaan apa yang terjadi dalam bisnis mereka.
Selain itu, Bunker juga memiliki anak perusahaan yang bergerak di bidang jasa pembukuan dan perpajakan yang berpusat di Indonesia.
Sebagai perusahaan B2B, ke depan Bunker akan menerapkan berbagai strategi untuk meningkatkan pendapatan, seperti melakukan ragam kombinasi dari konten pemasaran, merekrut tenaga sales untuk melakukan outbound penjualan, serta melalui saluran kemitraan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News