kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cadangan Batubara MNC Energy Investments (IATA) Bertambah


Kamis, 27 Oktober 2022 / 10:38 WIB
Cadangan Batubara MNC Energy Investments (IATA) Bertambah
ILUSTRASI. cadangan batubara PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) naik


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kegiatan pengeboran dua tambang batubara milik anak usaha PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) membuahkan hasil positif.

Berdasarkan laporan Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI), IATA berhasil meningkatkan cadangan batubara dari 253,4 juta ton menjadi 332,0 juta ton, alias bertambah 78,6 juta ton.

PT Arthaco Prima Energy menemukan cadangan sebesar 178,6 juta ton dengan GAR 2.500 – 3.250 kg per kkal dalam program pengeboran tahap I sampai IV pada area seluas 2.670 hektare (Ha).

Dengan hasil temuan baru ini, Arthaco Prima Energy baru mencapai 17,8% dari total area yang dapat ditambang pada lahan seluas 15.000 Ha di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan. Pengeboran Arthaco Prima Energy Tahap V dijadwalkan akan selesai pada kuartal kedua tahun 2023.

Baca Juga: Pendapatan Naik, Laba Bersih MNC Energy Investments (IATA) Melesat

Selain itu, 9,1 juta ton cadangan dengan GAR 3.400 – 3.600 kg per kkal juga ditemukan di izin usaha pertambangan (IUP) PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal - South (BSPC-S) dari lahan seluas 2.158 Ha.

Dari 72.478 Ha keseluruhan area penambangan yang dimiliki IATA, sebanyak 59.035 ha diantaranya masih dalam proses eksplorasi.

“Sehingga IATA yakin cadangan terbukti akan terus meningkat, setidaknya mencapai 600 juta ton untuk semua IUP,” terang Natassha Yunita, Head of Investor Relations IATA dalam keterbukaan informasi, Kamis (27/10)

Jika dihitung menggunakan rata-rata harga batu bara acuan (HBA) dari tahun 2021 hingga Oktober 2022 sebesar US$ 190,32 per ton, kegiatan penambangan Arthaco Prima Energy mempunyai nilai Net Present Value (NPV) sebesar US$ 881,4 juta, dengan Internal Rate of Return (IRR) 63,2%, break even point (BEP) 10,8 juta ton, dan payback period 2,17 tahun.

 

Sedangkan untuk Bhumi Sriwijaya Perdana Coal - South diperkirakan dapat menghasilkan NPV sebesar USD 54,3 juta, dengan IRR 57,3%, BEP sebesar 1,6 juta ton, serta Payback Period 1,97 tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×