kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Capitalinc Investment (MTFN) bakal fokus berbisnis hilir migas


Selasa, 12 Februari 2019 / 19:10 WIB
Capitalinc Investment (MTFN) bakal fokus berbisnis hilir migas


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Capitalinc Investment Tbk tengah menyusun segudang ekspansi pada tahun ini. Emiten yang bergerak di sektor minyak dan gas bumi ini sekarang fokus dalam bisnis hilir minyak dan gas bumi.

Komitmen itu mereka lakukan dengan mengakuisisi tiga perusahaan yang bergerak di bidang pemborongan sektor migas, industri pengolahan migas, serta perdagangan atawa penyaluran migas.

Emiten berkode saham MTFN ini mengakuisisi PT Indo Kilang Prima (IKP) pada 3 Maret 2017 silam, tak berhenti di situ, mereka kemudian mengakuisisi PT Indo LNG Prima (ILP) 23 Maret 2017, dan terakhir mereka mengakuisisi PT Indogas Kriya Dwiguna (IKD).

Direktur dan Sekretaris MTFN, Sugeng Purnomo mengungkapkan melalui ILP mereka berencana membangun dua kilang LNG. Kilang pertama akan dibangun di Sumenep, Jawa Timur, mereka baru saja rampung dalam melakukan analisis dampak lingkungan, upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup. “Kita sudah membicarakan untuk sumber gas dari Kangean PSC,” ujar Sugeng.

Kilang kedua akan dibangun di Riau, saat ini masih dilakukan survei pembebasan tanah dan pengadaan kantor. Nantinya sumber gas ini diperoleh dari Bentu PSC. Sugeng bilang, kedua kilang ini memiliki kapasitas masing-masing 20 million standard cubic feet per day (MMSCFD). Ia mengharapkan dapat memulai proyek ini pada kuartal 1 2019.

“Apabila rencana ini berjalan lancar, target kita keduanya akan rampung dan produksi pada 2020. Kita harus membicarakan legalitas dengan penjual gas dan juga pembelinya,” jelasnya, Selasa (12/2).

Guna membangun kedua kilang ini, MTFN memerlukan biaya sekitar US$ 150 juta. Sumber pendanaan ini akan diperoleh dari partner kerjasama yang kini tengah didiskusikan. “Setelah berproduksi, kita proyeksikan bisa mendapatkan penjualan sebesar US$ 200 juta dengan untung US$ 20 juta,” imbuh Sugeng.

Sementara melalui anak usaha IKP yang bergerak di bidang kilang minyak, sambung Sugeng, perusahaan ini nakal membangun minirefinery. “Kenapa kita ingin mengakuisisi IKP? Karena IKP salah satu perusahaan yang sudah memiliki izin untuk membangun kilang minyak,” ungkapnya.

Sugeng menjelaskan kilang minyak ini rencananya akan mulai kontruksi pada akhir 2019 dan selesai pada 2021. Sumber crude berasal dari Tonga PSC sdan Malacca Strait PSC, kedua kilang minyak ini mempunyai kapasitas masing-masing sebesar 2x3000 barel oil per day (BOPD). “Ada kemungkinan nanti kapasitasnya kita tingkatkan menjadi 2x6000 BOPD,” tuturnya.

Mereka membutuhkan biaya US$ 50 hingga US$ 100 juta untuk membuat kedua kilang minyak ini. Setelah beroperasi, dari anak usaha ini mereka bisa mencetak pendapatan sekitar US$ 50 juta dengan untung US$ 9 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×