Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
Selain itu, harga listrik dari PLTS terapung pertama di Indonesia ini diklaim sangat kompetitif. Berdasarkan perjanjian jual beli listrik atau Power Purchase Agreement (PPA), harga setrum dari PLTS Cirata sebesar US$ 5,8 per kilowatt hour (kWh).
"Harga PLTS ini merupakan harga yang sangat kompetitif bagi konsorsium dan ini memenuhi komitmen untuk memberikan yang terbaik untuk PLN," sebut Bardan.
PLTS Cirata ini diharapkan dapat menjadi pioner pengembangan PLTS terapung yang dapat dikembangkan di waduk lain di wilayah Indonesia. Menurut Bardan, proyek PLTS yang berlokasi di Waduk Cirata, Jawa Barat ini merupakan salah satu PLTS terbesar di dunia.
Baca Juga: RUPTL 2020-2029 sedang disusun, IESR: Perlu dorong pembangkit EBT, kurangi PLTU
"Untuk kategori PLTS floating single proyek yang dibangun sekaligus, tidak bertahap, ini menjadi yang terbesar di dunia," kata Bardan.
Sebagai informasi, penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) untuk PLTS terapung Cirata sebenarnya sudah digelar sejak 16 Januari 2017 antara pemerintah Indonesia dan Uni Emirat Arab dalam kerjasama energi. Selanjutnya, PJB Investasi dan Masdar meneken Consortium Agreement pada 14 November 2019.
Penandatanganan kontrak jual beli listrik (PPA) berlangsung pada 12 Januari 2020 antara PLN dan konsorsium PJB Investasi- Masdar. Baru pada 7 Juli 2020 didirikan special purpose company PT Pembangkitan Jawa-Bali Masdar Solar Energi (PT PMSE). PPA pun mulai berlaku efektif sejak 12 Juli 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News