kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Catat! Tak mudah buat harga Avtur di Indonesia Timur menjadi murah


Selasa, 03 Desember 2019 / 21:48 WIB
Catat! Tak mudah buat harga Avtur di Indonesia Timur menjadi murah
ILUSTRASI. Pesawat mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) Avtur di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Jumat (19/10).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pemerintah meminta supaya harga avtur di wilayah Indonesia timur bisa diturunkan. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai, perlu ada penyeimbangan (rebalancing) harga avtur di wilayah Indonesia timur agar tarif tiket pesawat bisa lebih terjangkau, apalagi menjelang masa Natal dan Tahun Baru 2020.

Menurut Budi, penurunan harga avtur di wilayah Indonesia turun bisa diturunkan dengan adanya efisiensi dari Pertamina dan operator bandara yang ada di wilayah barat. "Iya, jadi rebalancing, harga (avtur di Indonesia timur) lebih turun.

Baca Juga: Harga avtur masih mahal, ini yang dilakukan Kemenhub

Nanti di-carry di dua sisi, efisiensi Pertamina dan operator bandara yang ada di Barat, terutama Soekarno-Hatta," kata Budi saat ditemui di Kantor Kementerian Maritim dan Investasi, Selasa (3/12) malam.

Namun, Budi belum menjelaskan detail skema penurunan harga yang dimaksud, maupun besaran penurunan harga avtur yang ideal menurut perhitungan pemerintah. "Belum, justru ini mau dirapatkan," sambungnya.

Di tempat yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengamini keputusan pemerintah agar harga avtur di Indonesia timur bisa diturunkan.

Ia menyebut, skema yang bisa dilakukan ialah dengan menerapkan subsidi silang antar wilayah. "ya harus dong (harga turun). Sekaran kan ada nggak subsidi ke Indonesia timur? cross subsidi," kata Luhut.

Baca Juga: Peluang Penjualan Avtur Akan Dibuka bagi Swasta

Asal tahu saja, Kemenko Kemaritiman dan Investasi sebetulnya menjadwalkan rapat mengenai harga avtur dan pembahasan masuknya badan usaha swasta untuk memasok avtur. Namun, rapat yang seharusnya digelar pada Selasa (3/12) pukul 16:00 WIB ini urung dilaksanakan.

Luhut mengatakan, masuknya badan usaha swasta untuk menjual avtur dimaksudkan agar tidak ada monopoli dalam tata niaga dan harga avtur. Namun, Luhut masih enggan untuk menyebutkan badan usaha swasta mana saja yang sudah berminat untuk ikut menyalur avtur.

"Belum tahu saya, nanti kita lihat saja, kan belum putus. Intinya tujuannya itu kan kita mau buat harganya bukan (ditentukan oleh satu pihak), ada lagi satu atau dua lagi. Nanti lah setelah rapat," ungkapnya.

Dihubungi terpisah, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman mengatakan, harga juga avtur Pertamina sudah mencakup berbagai biaya, seperti biaya transportasi dan penyimpanan atau storage.

Fajriyah menyebut, harga avtur ditetapkan berdasarkan formula yang diatur oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Selain itu, ia juga mengatakan bahwa harga avtur di seluruh Indonesia selalu ditinjau setiap dua minggu.

Baca Juga: Pengamat: Masuknya swasta tidak menjamin harga avtur terjangkau

Fajriyah berujar, harga avtur Pertamina pada minggu ini sudah mengalami penurunan. Ia mengklaim, harga avtur Pertamina masih kompetitif.

"Distribusi ke daerah yang lebih jauh juga menjadi pertimbangan, dan over all avtur Pertamina masih sangat kompetitif dibandingkan yang lainnya," kata Fajriyah saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (3/12).

Menurut pengamat penerbangan dan anggota Ombudsman Republik Indonesia Alvin Lie, harga avtur di Indonesia timur sulit untuk sertamerta diturunkan. Alvin menerangkan, harga avtur di Indonesia timur tergolong mahal lantaran ada komponen biaya yang lebih tinggi, seperti biaya angkutan, penyimpanan, dan faktor risiko.

"Terutama untuk bandara kecil itu kan ada perhitungannya, yang ekonomis untuk angkut itu berapa," ungkapnya.

Sehingga, Alvin menyarankan pemerintah, dalam hal ini Kemenhub, untuk memeriksa kembali komponen biaya. Baik untuk tarif pesawat, maupun penyediaan dan penyaluran avtur.

Baca Juga: Sudah stop impor, produksi avtur Pertamina sudah mandiri

"Biaya avtur memang 40% dari biaya operasional pesawat. Tapi sebaiknya Menhub periksa dulu apa saja komponen (harga avtur) selain biaya pengiriman,penyimpanan dan faktor risiko. Tidak hanya minta murah," kata Alvin.

Lebih lanjut, jika pemerintah ingin avtur lebih murah di Indonesia timur, Alvin menyarankan agar Kemenhu menyediakan subsidi harga avtur untuk bandara tertentu di Indonesia timur. "Itu salah satu opsi yang paling memungkinkan, selain mengkaji biaya-biaya yang harus ditanggung Pertamina," tandas Alvin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×