kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.660.000   -10.000   -0,60%
  • USD/IDR 16.330   0,00   0,00%
  • IDX 6.724   -151,11   -2,20%
  • KOMPAS100 991   -11,70   -1,17%
  • LQ45 778   0,38   0,05%
  • ISSI 205   -4,08   -1,96%
  • IDX30 403   0,21   0,05%
  • IDXHIDIV20 484   1,70   0,35%
  • IDX80 113   -0,22   -0,20%
  • IDXV30 117   0,18   0,15%
  • IDXQ30 133   0,41   0,31%

Cegah Kecelakaan di Gerbang Tol, Pengamat: Pembaruan Sistem Gate Barrier


Jumat, 07 Februari 2025 / 08:50 WIB
Cegah Kecelakaan di Gerbang Tol, Pengamat: Pembaruan Sistem Gate Barrier
ILUSTRASI. Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio mengkritik sistem pembayaran tol yang dinilai sudah cukup tertinggal.ANTARA FOTO/Muhammad Ramdan/Spt.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio mengkritik sistem pembayaran tol yang dinilai sudah cukup tertinggal. Hal itu menjadi salah satu faktor yang membuat kecelakaan di gerbang tol terus terjadi. Seperti yang baru-baru ini terjadi di gerbang tol Ciawi.

Salah satunya adalah sistem pembayaran nirsentuh seperti Multi Lane Free Flow (MLFF) yang sudah umum di luar negeri, namun masih belum banyak digunakan di Indonesia. 

Menurut Agus, sistem tersebut dapat meminimalisir kecelakaan yang terjadi akibat penumpukan kendaraan di gerbang tol.

Baca Juga: Kecelakaan Maut di Pintu Tol Ciawi, Menhub Bakal Panggil Stakeholder Transportasi

“Sistem tolnya sudah seharusnya enggak usah pakai pintu. Kan ada MLFF itu kan Multi Lane Free Flow, jadi semuanya lewat saja. Kalau Anda ke luar negeri naik mobil nyetir itu sudah enggak lagi tempel-tempel,” kata Agus dalam keterangan pers, Jumat (7/2).

Agus menyebut belum masifnya penggunaan pembayaran tol nirsentuh karena pemerintah tidak konsisten dalam menerapkannya. Awalnya, pemerintah ingin menerapkan sistem airflow yang menggunakan Radio Frequency Identification (RFID). 

Namun, pemerintah beberapa tahun terakhir coba mengganti ke global navigation satellite system (GNSS).

Perubahan penerapan sistem tersebut dinilai membuat penerapan pembayaran nirsentuh tidak berjalan secara maksimal.

“Tetapi tiba-tiba muncul sistem baru GNSS dari Hongaria itu kira-kira, muncul 3-4 tahun yang lalu sehingga oleh Menteri PUPR itu dihentikan yang airflow. tapi sampai sekarang urusannya enggak jelas,” ujar Agus.

Lebih lanjut, Agus melihat terdapat tanggung jawab pemerintah yang cukup besar dari kecelakaan yang terjadi di gerbang pintu tol. 

Baca Juga: Kecelakaan Truk Tabrak Mobil Di Gerbang Tol Ciawi, 8 Orang Tewas 11 Luka, Cek Namanya

Menurutnya, pemerintah sebagai regulator tidak benar-benar berjalan dengan baik. Mulai dari kurangnya penerapan aturan hingga pengawasan yang rendah.

“Masalahnya regulatornya tidak bekerja dengan baik, tidak mentaati semua peraturan-peraturan. Sehingga pelaksanaan di lapangan, apakah itu truk, bus, kendaraan lain juga santai-santai saja. Tilang juga enggak jalan. Sekarang polisi juga tidak menilang, yang katanya mau ETLE enggak ada kabarnya,” ucap Agus.

Seperti diketahui, terdapat sejumlah kecelakaan di gerbang tol dalam beberapa tahun terakhir. Seperti kecelakaan pada Maret 2024 lalu, Kecelakaan terjadi tabrakan beruntun di gerbang tol Halim Utara, arah Bekasi ke Tol Dalam Kota. Sebanyak tujuh kendaraan terlibat dengan beberapa ringsek.

Kecelakaan juga pernah terjadi Gerbang Tol Cikupa pada tahun 2021, di mana sebuah truk mengalami rem blong dan menabrak beberapa kendaraan di Gerbang Tol Cikupa, Tangerang, menyebabkan kerusakan signifikan. 

Selain itu juga terdapat Kecelakaan di Gerbang Tol Kalikangkung pada 2020 yang melibatkan beberapa kendaraan.

Selanjutnya: Mantan Penasihat Trump Lontarkan Ide Radikal Ubah Gaza Jadi Destinasi Properti Mewah

Menarik Dibaca: Nasi Ayam dan Olahan Mie Jadi Menu Makanan Favorit di GoFood

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×