Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Angkasa Pura II (Persero) bersama seluruh pemangku kepentingan terkait di Bandara Internasional Soekarno-Hatta melakukan pengetatan pengawasan dan pemeriksaan di area Bandara. Berbagai upaya akan dilakukan untuk meminimalisir potensi penyebaran virus corona (COVID-19) ke Indonesia.
Pengawasan dilakukan dengan mengaktifkan Posko Siaga Monitoring Waspada Wabah Virus Corona di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Posko yang terletak di kawasan Terminal 1 ini merupakan pusat komando dan koordinasi terkait pencegahan penyebaran virus corona di Pintu Utama Indonesia yakni Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
President Director Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, pencegahan utama tetap dilakukan di terminal penumpang pesawat melalui pemantauan dengan thermal scanner dan surveillance syndrome.
Baca Juga: AP II perketat pengawasan penumpang internasional dari empat negara ini
"Adapun personil yang bertugas di posko adalah unsur dari Komite Nasional Fasilitasi (FAL) yang terdiri dari stakeholder di Soekarno-Hatta antara lain Angkasa Pura II selaku operator bandara dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Karantina Hewan dan Tumbuhan Bandara, Karantina Ikan, Imigrasi, Bea dan Cukai, dan sebagainya. Posko dilengkapi dengan berbagai peralatan medis, monitor CCTV yang memantau seluruh terminal penumpang, serta sistem teknologi terkini guna mempercepat respons dalam menanggulangi atau mencegah penyebaran virus corona," kata dia, Rabu (4/3).
Awaluddin berharap, potensi penyebaran virus Corona di Indonesia semakin kecil. Berbagai upaya akan dilakukan AP II untuk melakukan pencegahan di Bandara Soekarno Hatta. Menurutnya, diaktifkannya Posko Siaga ini juga melihat perkembangan terkini di mana WHO sudah menyatakan kasus Corona ini sebagai International Public Health Emergency.
AP II juga telah menyiapkan rencana kontingensi sesuai dengan PM 61 Tahun 2015 tentang Fasilitasi (FAL) Udara, jika diketahui ada pesawat yang tiba dengan penumpang terjangkit virus Corona. Skenario dari rencana kontingensi itu antara lain pesawat akan diberikan tempat pendaratan dan ditempatkan ke dalam daerah isolasi atau karantina, sesudah kapten penerbang melaporkan ada penumpang yang diduga terjangkit.
Pejabat karantina kesehatan kemudian akan memberikan persetujuan karantina kesehatan setelah dilakukan pemeriksaan dokumen karantina kesehatan, pemeriksaan faktor risiko kesehatan masyarakat dan pemeriksaan kesehatan terhadap orang.
“Tempat karantina pesawat yang terduga membawa penumpang terjangkit kami siapkan di area remote yang terletak cukup jauh dari terminal penumpang pesawat. Pesawat itu sendiri nantinya akan dilakukan sterilisasi. Kami juga mendorong agar tenaga medis selalu memenuhi kebutuhan di setiap bandara AP II. Kami juga akan membagikan masker kepada para penumpang pesawat di bandara-bandara,” ujar Awaluddin.
Baca Juga: Meski ada corona, Bandara Soekarno-Hatta masih layani 200.000 penumpang per hari
AP II juga mengintensifkan koordinasi dengan regulator dan kementerian terkait perihal pencegahan virus corona ini. Di sisi lain, PT Angkasa Pura II secara berkelanjutan melakukan koordinasi internal.
“Jadi ada 3 langkah yang kami lakukan sebagai upaya pencegahan. Pertama, kami berkoordinasi dengan instansi berwenang yaitu Kantor Kesehatan Pelabuhan dengan diwujudkan melalui pemasangan thermal scanner dan sebagainya. Kedua, kami juga secara rutin berkoordinasi dengan kementerian terkait mengenai perkembangan terkini dan secara global, langkah Ketiga, kami memperhatikan peralatan dan perlengkapan personil di terminal penumpang pesawat sebagai yang paling terdepan bersentuhan dengan penumpang pesawat. Kami berharap upaya pencegahan ini efektif. Tidak menutup kemungkinan ke depannya akan dilakukan cara pencegahan yang lain sesuai dengan perkembangan yang ada,” tuturnya.
Awaluddin menambahkan, anggapan pencegahan dilakukan ala kadarnya adalah tidak benar. “Setiap personel dari seluruh stakeholder di Bandara Soekarno-Hatta berupaya keras mencegah penyebaran virus ini. Dan kami memohon dukungan dari penumpang pesawat di bandara dan juga seluruh masyarakat. Bandara adalah pintu gerbang utama di Indonesia, oleh karena itu upaya pencegahan dijalankan dengan maksimal,” ungkapnya.
Adapun Kantor Kesehatan Pelabuhan yang berada di bawah Kementerian Kesehatan bertugas dalam melakukan monitoring terhadap penumpang pesawat, antara lain melalui pengecekan suhu tubuh terhadap seluruh penumpang yang tiba di luar negeri. Pengecekan suhu tubuh dilakukan dengan alat thermal scanner yang terdapat di terminal, serta thermo gun yang dipegang oleh personel KKP.
Di samping itu, penumpang dari luar negeri juga diharuskan mengisi formulir Health Alert Card (HAC) guna memonitor kemungkinan penumpang pesawat terjangkit virus korona. Ketika menjalani prosedur pengecekan suhu tubuh dan pengisian form HAC, penumpang dibagi ke dalam 4 lajur.
Baca Juga: AP 1 Siapkan Capex Rp 10 T untuk Kembangkan Tujuh Bandara
Sementara itu, berkat koordinasi intensif dan penerapan prosedur yang ketat, Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta juga telah menolak masuk sedikitnya 18 WNA ke Indonesia karena memiliki riwayat perjalanan ke China Daratan dalam 14 hari terakhir sejak kedatangan mereka.
Awaluddin mengatakan, pemeriksaan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta tidak hanya dilakukan terhadap penumpang pesawat namun juga terhadap hewan di terminal penumpang dan terminal kargo yang dilakukan oleh Balai Karantina.
“Polresta Bandara Soekarno-Hatta juga terus memantau penyebaran berita bohong atau hoax yang dapat menyebabkan kepanikan. Seluruh stakeholder di Bandara Soekarno-hatta berkoordinasi intensif dalam menjalankan upaya pencegahan penyebaran COVID-19,” pungkasnya.
AP II berkomitmen bersama-sama dengan seluruh pemangku kepentingan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta untuk secara maksimal melakukan upaya pencegahan penyebaran virus corona.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News