Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menganggap kasus rusaknya suku cadang fuel pump ratusan taksi dan mobil pribadi di Jakarta sebagai kasus yang serius.
Karena itulah mulai hari ini, instansi yang dipimpin Tubagus Haryono itu menerjunkan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) untuk mencari tahu kualitas dari BBM Bersubsidi yang dijual di sejumlah SPBU Jakarta.
"Mulai hari ini BPH Migas akan menugaskan PPNS melakukan uji petik dengan laboratorium bergerak di beberapa SPBU untuk mengetahui kondisi ini," tegas Anggota Komite BPH Migas Jugi Prajogio kepada KONTAN, Kamis (22/7).
Ia memastikan proses uji petik akan memakan waktu lebih dari satu hari. Namun, Jugi belum bisa memastikan kapan hasil laboratorium atas kualitas BBM Bersubsidi tersebut bisa keluar.
"Kami perlu waktu untuk mengetahui duduk masalah yang sebenarnya. Karena kok di daerah lain tidak ada masalah. Jika ada SPBU yang nakal, bisa saja sanksinya diputus kontrak oleh Pertamina dengan dasar rekomendasi dari BPH Migas," ujarnya.
Kemarin Blue Bird dan Express Grup, dua operator besar di Jakarta mengeluhkan terjadinya kerusakan atas fuel pump ratusan unit taksi mereka. Untuk sementara, kerugian diperkirakan mencapai lebih dari Rp 1 miliar. Hal senada disampaikan ATPM Honda dan Toyota yang mengeluhkan besarnya biaya penggantian suku cadang yang harus dikeluarkan akibat kerusakan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News