kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Chandra asri tak jeri dengan aturan


Kamis, 03 Maret 2016 / 11:07 WIB
 Chandra asri tak jeri dengan aturan


Reporter: Mimi Silvia | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Seruan pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang aturan kantong plastik berbayar, tak membikin PT Chandra Asri Petrochemical Tbk ciut nyali. Produsen aneka bahan kimia tersebut bahkan mengklaim, tetap bisa mengail cuan meski ada peraturan itu.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan beberapa wakti merilis Surat Edaran nomor S.1230/PSLB3-PS /2016 tentang Harga dan Mekanisme Penerapan Kantong Plastik Berbayar. Berangkat dari aturan itu, pasar modern wajib memungut biaya Rp 200 hingga Rp 500 untuk setiap satu kantong plastik yang dipakai oleh konsumen saat berbelanja. Aturan berlaku sejak 21 Februari 2016.

Semangat utama pemerintah yakni meminimalisasi penggunaan plastik yang tak ramah pada lingkungan. Alhasil, suka tak suka, para produsen bahan kimia plastik berpotensi kena imbas negatif. 

Namun, tidak demikian dengan perhitungan Chandra Asri. Perusahaan berkode TPIA di Bursa Efek Indonesia tersebut yakin tak akan kehilangan pasar. Pasalnya, perusahaan mengklaim punya bijih plastik polietilena yang aman untuk lingkungan.

Harry Tamin, Investor Relations PT Chandra Asri Petrochemical Tbk mengatakan, Chandra Asri sudah memproduksi polietilena yang aman untuk lingkungan sejak 2013. Maka dari itu, mereka yakin tetap bisa memenuhi kebutuhan pasar dengan spesifikasi yang sejalan sesuai keinginan pemerintah.

Tak berhenti pada bahan baku plastik, Chandra Asri mengolah polietilena hingga dalam wujud kantong plastik. Perusahaan tersebut menamai kantong plastik ramah lingkungan dengan merek Grene. Mereka mengklaim produk besutan Asrene itu degradebale alias mudah terurai.

Mengintip situs Chandra Asri, Asrene adalah merek dagang untuk produk polietilena mereka. Ada dua kualitas resin yang dibikin, yakni linear low density polyethylene (LLDPE) dan high density polyethylene (HDPE).

Ada tiga produk dengan kualitas LLDPE, yakni blown film, tubular quench film dan injection. Sementara kualitas HDPE ada dalam lima produk. Kelimanya meliputi blown film, injection, monofilament, blow molding dan pipa.

Fokus pasar domestik

Meskipun mengaku telah memproduksi polietilena ramah lingkungan sejak tiga tahun lalu, manajemen Chandra Asri bilang belum memonitor secara khusus pertumbuhan penjualannya. 
"Yang pasti kami menyediakan bahan baku plastik yang aman untuk lingkungan, kami bisa menjadi salah satu pilihan industri plastik," terang Harry kepada KONTAN, Rabu (2/3).

Asal tahu saja, sejauh ini Chandra Asri melego 50% produk plastik untuk menyokong kebutuhan bahan baku sehari-hari. Sepanjang tahun ini, perusahaan tersebut menargetkan pertumbuhan pendapatan 6,3%-7,3% dari perangkat plastik, dan aplikasi untuk rumah tangga lain. 

Sementara secara umum, Chandra Asri membikin tiga produk utama; yakni etilena, propilena dan mixed C4. Etilena dan propilena adalah bahan baku pembuat polietilena dan polipropilena. 

Chandra Asri memanfaatkan etilena dan propilena untuk mendukung kebutuhan sendiri. Dus, hanya mixed C4 yang dijual ke konsumen.

Kini, pasar domestik masih mendominasi jualan Chandra Asri hingga 80%. "Kami fokus ke domestik karena pasarnya masih luas, demand-nya masih besar," alasan Harry.

Barulah 20% sisanya merupakan pasar ekspor, seperti Singapura dan Thailand. Khusus untuk pasar ekspor, Chandra Asri secara khusus memproduksi pyrolysis gasoline (py-gas).    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×