Reporter: Mimi Silvia | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Isu plastik ramah lingkungan kembali marak diperdebatkan. Baru-baru ini, pemerintah mengeluarkan aturan untuk membatasi ketersediaan plastik untuk keamanan lingkungan. Kebijakan ini justru disinyalir bisa berdampak bagus pada perusahaan penyedia bahan baku plastik, seperti PT Chandra Asri Petrochemical.
Soalnya, produsen bahan kimia ini sudah lama memproduksi produk bijih plastik polyethylene yang disinyalir aman untuk lingkungan. Perusahaan ini sudah mulai memproduksi sejak tahun 2013. Meski begitu, sampai saat ini, Chandra Asri belum memonitor secara khusus pertumbuhan penjualan bahan baku plastik ini. "Yang pasti kami menyediakan bahan baku plastik yang aman untuk lingkungan, kami bisa menjadi salah satu pilihan industri plastik," kata Harry, Investor Relation Chandra Asri, Rabu (2/3).
Harry menambahkan saat ini sekitar 50% penjualan perusahaannya berupa bahan baku baku sehari-hari. Sehingga tahun ini manajemen perusahaan menargetkan pertumbuhan sebesar 6,3%-7,3% pada perangkat plastik dan aplikasi untuk rumah tangga lainnya.
Selama ini 80% hasil produksi dikonsumsi oleh domestik. Ada tiga produk yang dilempar ke dalam negeri yakni, etilena, propilena dan mixed C4. Namun, hanya mixed C4 yang dijual ke konsumen. Sementara dua produk lain, digunakan untuk kebutuhan sendiri. Perusahaan menggunakan etilena dan propilena sebagai bahan baku pembuatan polietilena dan polipropilena. Barulah 20% sisanya menjadi jatah pasar ekspor. Chandra Asri mengekspor py-gas, 2 negara ekspornya yaitu Singapura dan Thailand. "Kami berfokus ke domestik karena pasarnya masih luas, demand-nya masih besar," kata Harry.
Bahkan baru-baru ini untuk menambah pasokan, perusahaan ini sudah kembali mengoperasikan pabrik nafta cracker. Sehingga perusahaan petrokimia tersebut tak perlu lagi mengandalkan bahan baku nafta impor. Nafta cracker adalah bahan penghasil etilena, propilena,mixed C4 dan pyrolysis gasoline (py-gas). Nah, beroperasinya pabrik nafta cracker membikin Chandra Asri bisa mengerek kapasitas produksi etilena, propilena, mixed C4 dan py-gas hingga 43%, atau total 2,05 juta ton per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News