Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
KUCHING. China berniat terus memperbesar industri berbasis lahan gambut. Saat ini China mengklaim memiliki industri berbasis gambut terbesar di dunia.
Menurut Xiancheng Zeng, China Humic Acid Industry Association, produk berbasis gambut di Tiongkok telah 1,5 juta meter kubik. Produk tersebut, antara lain, adalah bunga dan jagung.
Dari produksi tersebut, sekitar 1 juta meter kubik dijadikan sebagai komoditas ekspor. "Nilai industri gambut di China mencapai 230 miliar yuan," kata Zeng di sela-sela konfrensi Pers 15th International PEAT Congress 2016 di Kuching, Malaysia, Rabu (17/8).
Xiancheng Zeng mengatakan, prospek industri gambut di China akan terus berkembang. Pasalnya, saat ini pemerintah China sudah memberikan izin lahan gambut menjadi salah satu sumber daya yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber ekonomi.
Selain itu, pemerintah china sudah mengizinkan warga negaranya untuk memilii dua anak. Sehingga, dalam lima tahun mendatang, populasi masyarakat di China akan meningkat dari 1,2 miliar menjadi 1,6 miliar jiwa.
Bertambahnya jumlah populasi, kata Zeng, tentu perlu kebutuhan dasar untuk makanan. Dan, China akan menggunakan semua sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
"Ke depannya, gambut akan menjadi industri strategis di China. Salah satu yang dikembangkan adalah pupuk. Saat ini, Pemerintah China sudah mengembangkan konstruksi industri yang berbasis ramah lingkungan," katanya
Ke depan, lanjut Zeng, China berpeluang menjalin kerjasama dengan Indonesia dalam industri berbasis lahan gambut. Pasalnya, sumber daya Indonesia yang berbasis lahan gambut juga sangat besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News