Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - KARAWANG. PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) masih optimis pertumbuhan bisnisnya tahun ini bakal naik signifikan. Walaupun pertumbuhan permintaan akan energi listrik masih dirasa stagnan.
Yudho Pratikto, Deputy Director POWR mengatakan, industri ini sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi makro nasional. "Kalau menurut kami, pertumbuhan konsumsi listrik yang ideal naiknya 1,5 kali lipat dari pertumbuhan ekonomi," ujarnya ditemui di acara CSR perusahaan, Selasa (14/8).
Sementara dengan pertumbuhan ekonomi yang rata-rata 5%, menurut Yudho industri energi listrik hanya bertumbuh dengan angka yang serupa. "Mungkin hal ini dipengaruhi oleh penghematan konsumsi energi di masyarakat dan industri," urainya.
Untuk itu, POWR harus melakukan efisiensi produksi dimana cost produksi listrik bertambah seiring pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). "Sebab bahan bakar seperti batubara dan gas dibeli dengan dolar AS," kata Yudho.
Soal harga gas, POWR membeli dengan harga US$ 9,15 per mmbtu. Hal ini menyebabkan beban produksi naik dan semakin dibebankan kepada konsumen. "Karena harga gas mempengaruhi formula harga listrik, kalau turun harga listrik jadi lebih ringan," kata Yudho.
Idealnya, menurut perseroan harga gas bisa ditekan hingga US$ 7 per mmbtu. Adapun sampai akhir tahun nanti, POWR masih optimis bisnisnya dapat growth 5% tahun ini. "Demand masih ada dan kami masih bakal terus menyuplai kebutuhan pelanggan," ujar Yudho.
Mengintip laporan keuangan perserkan sampai 30 Juni 2018, penjualan bersih POWR turun 0,69% year on year (yoy) menjadi US$ 278,78 juta. Penurunan kinerja top line berlanjut hingga bottom line. Adapun laba periode berjalan menyusut 27,14% menjadi US$ 40.35 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News