Reporter: Gloria Haraito | Editor: Edy Can
JAKARTA. Rencana PT Ciputra Property Tbk (CTRP) membangun menara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus bergulir. Kamis (27/1), Manajemen CTRP menyambangi Kementerian BUMN. Dalam pertemuan itu, mereka menyampaikan ide seputar Menara BUMN.
"Ide kami, nanti akan ada lima menara dengan investasi total Rp 5 triliun," kata Tulus Santoso, Direktur CTRP kepada KONTAN, Jumat (28/1).
Untuk mendukung aktivitas para karyawan, CTRP mengusulkan konsep mix-used di Menara BUMN ini. Dalam kawasan ini, nantinya akan ada kantor, ritel, dan hotel.
Menara ini diharapkan bisa menjadi ikon kantor di Jakarta, baik dari tingginya maupun besarnya. Proyek ini akan dibangun 2012 dan ditargetkan kelar 2013.
Namun Ciputra belum memastikan siapa mitranya dalam proyek ini. Karena, sampai kini Kementerian BUMN belum mengadakan tender resmi. "Masih tahap beauty contest. Nanti kalau sudah jelas, baru dipikirkan akan berkongsi atau sendiri," katanya. Selain Ciputra, pengembang yang kabarnya berminat mengikuti tender Menara BUMN adalah Jaringan Artha Graha dan PT Taspen Persero.
Kantor menjanjikan
Bagi Ciputra, proyek BUMN Tower strategis mendongkrak citra perusahaan dalam membangun kantor. Selama ini proyek Grup Ciputra terdiri dari 70% residensial melalui Ciputra Development serta 30% mal, hotel, dan kantor melalui Ciputra Property.
Perusahaan ini optimistis properti perkantoran ke depan prospektif. Hal ini didukung oleh ekonomi Indonesia yang hingga November 2010 tumbuh 5,9%. Hal ini membuat CTRP leluasa berekspansi dan menambah kantor.
Optimisme pada prospek perkantoran juga dinyatakan Luke S.Rowe, Penasihat Penyewaan Komersial PT Procon Indah. Dia memprediksi, tahun 2011-2012 pasokan kantor di kawasan business central district (CBD) Jakarta akan tumbuh 4,4% per tahun. Ini setara dengan penambahan 380.000 meter persegi (m²). "Sementara di luar CBD Jakarta akan ada tambahan pasokan 3,6% per tahun. Ini setara dengan 175.000 m²," ujar Luke.
Ia pun meramal, tingkat hunian kantor di CBD Jakarta meningkat dari 87% menjadi 89%. Sehingga, rata-rata harga tarif sewa ruang kantor akan naik 5,5%-7%. Hal ini terutama terjadi pada gedung dengan tingkat hunian tinggi.
Di 2010, pasokan ruang kantor di CBD Jakarta mencapai 4,24 juta m², tumbuh 5% dibanding 2008. Sementara di luar CBD Jakarta, pasokan tahun lalu tumbuh 3,2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News