kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.929.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.274   -99,00   -0,60%
  • IDX 7.927   68,06   0,87%
  • KOMPAS100 1.113   9,98   0,90%
  • LQ45 829   6,70   0,81%
  • ISSI 265   0,63   0,24%
  • IDX30 429   3,15   0,74%
  • IDXHIDIV20 497   3,62   0,73%
  • IDX80 125   1,07   0,86%
  • IDXV30 133   1,90   1,45%
  • IDXQ30 139   1,18   0,85%

CNKO investasi Rp 200 M perbesar coal terminal


Rabu, 10 Oktober 2012 / 21:51 WIB
ILUSTRASI. Spesifikasi Realme C25


Reporter: Azis Husaini | Editor: Djumyati P.

TANAH LAUT. PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO) berencana akan memperluas coal terminal (tempat penampungan batubara) dari kapasitas produksi 3 juta ton per tahun menjadi 10 juta ton per tahun. Dari rencana perluasan tersebut CNKO akan berinvestasi Rp 200 miliar.

Chief Financial Officer PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk Danar Wihandoyo mengatakan rencana perluasan coal terminal tersebut akan dimulai antara Januari atau Maret 2013. "Investasinya sekitar Rp 200 miliar, kami juga akan menggandeng mitra strategis untuk pembiayaan," ungkap dia dalam kunjungan ke Coal Terminal Asam-asam di Kalimantan Selatan milik CNKO, Rabu (10/10).

Sekadar informasi, coal terminal Asam-asam milik CNKO di Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan ini menyatu dengan pelabuhan untuk mengirim batubara. Total luas lahan coal terminal plus pelabuhan mencapai 48 hektare (ha).  Dari produksi 3 juta ton per tahun itu semua dijual melalui pelabuhan itu.

Untuk menjual 3 juta ton batubara itu, CNKO saat ini mengoperasikan 15 kapal tongkang untuk pengiriman. Danar mengungkapkan, mayoritas dari 3 juta ton batubara tersebut dijual ke 11 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)  milik PLN. "Kami jual dengan harga US$ 80 per ton, untuk PLN kontrak kami 5 tahun sejak tahun 2009," katanya.

Dia menyatakan, sejak mengoperasikan coal terminal Asam-asam tahun 2009 lalu, suplai batubara 3 juta ton per tahun yang didapat CNKO itu berasal dari beberapa pengusaha tambang batubara pemegang izin usaha pertambangan (IUP) yang lokasi tambangnya dekat dengan coal terminal milik CNKO tersebut. "Sejauh ini memang kami belum menambang, baru membeli batubara dari pemegang IUP. Kami akan mulai menambang tahun depan," ungkapnya.

Danar mengatakan, tahun depan perseroan akan mulai menambang batubara milik sendiri yang lokasinya 60 kilometer dari coal terminal Asam-asam. "Produksinya kami perkirakan 1,2 juta per tahun," imbuhnya.

Alhasil tahun depan diperkirakan total produksi CNKO dari tambang milik sendiri plus pembelian dari pengusaha tambang batubara lokal pemegang IUP bisa mencapai 4,2 juta ton. Danar menyatakan, hingga tahun 2014 produksi batubara CNKO bisa mencapai 8 juta ton per tahun.

Menurutnya memang, di Kalimantan Selatan khususnya di Kabupaten Tanah Laut terdapat puluhan pengusaha tambang. Namun mereka selama ini sulit menjual karena tidak memiliki coal terminal dan pelabuhan.

"Kalau tidak salah tahun 2014 kan aturannya mengharuskan pengusaha tambang batubara punya coal terminal dan pelabuhan, supaya bisa cek pajak dan lain-lainnya, nanti akan ada petugas bea cukai di sana," katanya.

Itulah makanya, CNKO membeli batubara milik pengusaha tambang batubara lokal tersebut karena memang mereka tidak memiliki infrastruktur seperti coal terminal dan pelabuhan. "Jadi ke depan kami akan mengembangkan 2 coal terminal dan pelabuhan lagi, jadi tidak punya IUP juga enggak masalah. Kami membeli dari merek saja dan kami kembangkan infrastruktur," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×