Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Francisca bertha
KONTAN.CO.ID - TAJUR. Lewat strategi global yang diadopsi di lokal, Coats Indonesia, perusahaan apparel dan fashion, menunjukkan, kesejahteraan karyawan yang tidak terpisahkan dari keberlanjutan bisnis.
Ketika tekanan dunia kerja semakin kompleks dan ekspektasi terhadap tanggungjawab perusahaan meningkat, kesejahteraan karyawan telah berkembang menjadi aspek strategis dalam membangun keberlanjutan bisnis.
Coats Indonesia, bagian dari Coats Group Plc, menunjukkan, pendekatan ini bukan hanya idealisme, tetapi juga fondasi nyata dalam operasional mereka.
Hal ini ditegaskan oleh Managing Director Coats Indonesia, Nguyen Phan, dalam sebuah wawancara eksklusif. Menurut Nguyen, pendekatan terhadap kesejahteraan karyawan telah menjadi bagian dari identitas Coats sejak lama.
Dengan sejak lebih dari dua abad, Coats memiliki warisan budaya yang menempatkan karyawan sebagai aset utama, dan warisan ini terus diperbarui dengan pendekatan modern yang relevan dengan tantangan saat ini.
Salah satu inisiatif kunci yang dijalankan Coats secara global adalah program Energy4Performance (E4P), yang baru-baru ini dibahas secara mendalam dalam whitepaper berjudul Weaving Global Patterns of Wellbeing hasil kolaborasi dengan lembaga Great Place To Work.
Program ini dirancang untuk mengelola dan meningkatkan energi karyawan dalam empat dimensi: fisik, mental, sosial, dan emosional.
Menurut data yang dipublikasikan dalam whitepaper tersebut, program E4P telah mendorong lebih dari 500 inisiatif di berbagai negara, mencakup lebih dari 54.000 jam aktivitas karyawan.
Di Indonesia, E4P diterapkan dalam bentuk berbagai program, mulai dari pemeriksaan kesehatan rutin, kegiatan olahraga bersama, hingga dukungan kesehatan mental melalui platform Lyra Wellbeing.
Baca Juga: 4 Strategi Plana Bangun Bisnis Sosial yang Berdampak
Coats juga rutin menyelenggarakan kegiatan penghargaan seperti Appreciation Week, yang menurut Nguyen, menjadi salah satu program paling ditunggu-tunggu oleh karyawan karena memberikan pengakuan atas kontribusi mereka di semua level.
Selain itu, Coats Indonesia terlibat aktif dalam kegiatan sosial yang memiliki dampak langsung terhadap komunitas sekitar. Salah satu contohnya adalah penyediaan air bersih bagi masyarakat di Pleret, Jawa Timur.
Menurut Nguyen, program ini tidak hanya membantu masyarakat tetapi juga membangun rasa bangga di antara karyawan, karena mereka merasa pekerjaan mereka memiliki dampak sosial yang nyata.
Dalam konteks kesehatan mental isu yang semakin relevan dalam lingkungan kerja saat iniCoats telah mengambil langkah nyata dengan menyediakan akses ke layanan konseling profesional, pelatihan bagi manajer untuk deteksi dini, serta menciptakan ruang aman untuk percakapan terbuka.
Langkah-langkah ini mencerminkan kesadaran bahwa kesejahteraan mental karyawan memiliki implikasi langsung terhadap produktivitas dan retensi.
"Coats berusaha untuk memastikan setiap karyawan memiliki energi yang cukup untuk tampil optimal di rumah dan di tempat kerja, menciptakan perusahaan yang bersatu dengan visi bersama tentang kesejahteraan," ujarnya saat KONTAN mengujungi pabrik Coats di Tajur, Bogor, Kamis (15/5).
"Komitmen jangka panjang terhadap kesejahteraan karyawan ini adalah salah satu pendorong utama kesuksesan kami," kata dia.
Baca Juga: Giv Ajak Womenpreneur Bangun Bisnis Berkelanjutan di Kompetisi The Beauty of Giving
Pendekatan global Coats dalam menjalankan program-program ini tidak bersifat satu arah. Inisiatif yang dikembangkan selalu mempertimbangkan konteks lokal.
Sebagai contoh, di Bangladesh, Coats meluncurkan program pemeriksaan mata dan distribusi kacamata gratis bagi karyawan, sementara di India, perusahaan membuka fasilitas penitipan anak untuk mendukung keseimbangan kerja dan keluarga.
Strategi ini menciptakan konsistensi nilai di tingkat global, sambil tetap menghormati kebutuhan spesifik di tiap negara tempat Coats beroperasi.
Laporan whitepaper juga menunjukkan dampak terukur dari pendekatan ini: tingkat keterlibatan karyawan meningkat sebesar 6%, dan indeks kesejahteraan naik 5%.
Meski demikian, Nguyen menegaskan, keberhasilan program ini tidak hanya dilihat dari angka. Yang lebih penting, menurutnya, adalah bagaimana karyawan merasa dihargai dan didukung dalam kesehariannya, sehingga mampu memberikan kontribusi terbaik bagi perusahaan dan komunitas.
Nguyen menekankan bahwa investasi terhadap kesejahteraan karyawan bukan sekadar upaya mempertahankan talenta, melainkan bagian dari strategi jangka panjang dalam membangun bisnis yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan.
Selanjutnya: Warren Buffett Sebenarnya Punya Peluang Salip Elon Musk Jadi Orang Terkaya di Dunia!
Menarik Dibaca: Promo JSM Hypermart Weekend 16-19 Mei, Aneka Sosis Kanzler Diskon sampai Rp 23.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News