kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Coca-Cola Amatil targetkan kebutuhan energi 60% dipenuhi dari sektor EBT


Kamis, 24 September 2020 / 17:59 WIB
Coca-Cola Amatil targetkan kebutuhan energi 60% dipenuhi dari sektor EBT
ILUSTRASI. Kemasan botol Coca Cola yang mencantumkan nama populer Indonesia dipajang pada etalase sebuah Hypermarket di Jakarta, Senin (10/8). Selain sebagai strategi pemasaran penempatan nama populer pada kemasan Coca Cola ini bertujuan sebagai kampanye global memb


Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Coca-Cola Amatil menargetkan dapat memenuhi 60% kebutuhan energi fasilitas perusahaan dari sektor Energi Baru Terbarukan.

Public Affairs, Comunication & Sustainability Director Coca-Cola Amatil Indonesia, Lucia Karina, menuturkan komitmen pemenuhan energi dari EBT telah dimulai sejak 2017 lalu.

"Hingga akhir 2019 kami sudah mencapai 53,3% energi yang digunakan bersumber dari gas alam," terang Lucia dalam diskusi virtual, Kamis (24/9).

Lucia menerangkan sejumlah inisiatif dilakukan oleh perusahaan seperti penggunaan kulkas hemat energi yang kini dalam tahapan ujicoba.

Baca Juga: Komitmen pemerintah untuk penggunaan energi terbarukan didukung kalangan industri

Transformasi lemari es ini disebut Lucia juga membantu para pelaku usaha untuk berjualan dengan modal yang lebih hemat energi. "Mengurangi penggunaan energi dari 4 kilowatt per hour (kWh) menjadi 2 kWh," terang Lucia.

Ia pun memastikan pihaknya juga dalam tiga tahun terakhir telah mengganti diesel atau solar dengan energi yang lebih ramah lingkungan, langkah ini dinilai dapat berkontribusi dalam upaya mencapai bauran EBT 23% dan pengurangan emisi gas rumah kaca.

Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan, Harris mengatakan, demi mencapai target bauran EBT 23% maka kebutuhan tambahan kapasitas pembangkit haruslah mencapai 9.000 MW.

Menurutnya, diperlukan inisiatif lain demi merealisasikan target tersebut.

Untuk itu, pihaknya mengapresiasi langkah sejumlah perusahaan swasta dalam pemanfaatan energi melalui EBT.

Tak hanya itu, ia memastikan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) saat ini melalui program green booster juga diharapkan mampu berkontribusi positif dalam upaya mengejar target bauran energi.

"Untuk bisa mengakselerasi agar gap bisa mengecil bahkan ditutupi gap itu adalah melalui Peraturan Presiden tentang EBT itu," jelas Harris.

Selanjutnya: Kementerian ESDM optimisitis Perpres EBT bakal atasi kendala pengembangan EBT

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×