kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

CP Prima: listrik hanya padam 3 jam


Jumat, 13 Agustus 2010 / 15:28 WIB
CP Prima: listrik hanya padam 3 jam


Reporter: Asnil Bambani Amri |

JAKARTA. PT CP Prima (PT Aruna Wijaya Sakti atau AWS) membantah listrik padam selama 10 jam di areal tambak petambak plasma AWS. Corporate Corporation Manager PT CP Prima (PT AWS) George Basuki mengatakan, listrik hanya padam dalam waktu tiga jam, yaitu dari pukul 00.00 WIB hingga 03.00 WIB.

“Tidak sampai sepuluh jam. Yang jelas kami tidak mematikan listrik tersebut. Memang ada kegagalan, dan listrik padam,” katanya, Jumat (12/8).

Bila listrik mati, siklus kehidupan udang milik petambak plasma AWS jadi mati. Pasalnya, listrik itu berfungsi untuk menjalankan kincir untuk mengasup oksigen di tambak. Hanya, George mengaku, tidak tahu mengapa listrik mendadak mati. “Ini kan sama dengan PLN yang juga sering mati,” katanya.

Menurut George, akibat listrik yang padam ini, yang dirugikan bukan hanya petambak saja, tetapi juga perusahaan. Nah, untuk solusinya, agar tidak merugi terlalu besar, perseroan berencana untuk melakukan panen dini dan tidak membiarkan udang yang kekurangan oksigen tersebut mati begitu saja di dalam tambak. “Kita memang terpaksa melakukan panen dini dan hanya di 10 tambak,” kata George.

Towilun, salah seorang petambak yang juga Ketua LMPK Kampung Bumi Dipasena Utama, mengatakan bahwa petambak yang mengalami kerugian tersebut di antaranya ada di di Blok II modul 2, modul 3, modul 4 dan blok III modul 30. Hitung punya hitung, total jumlah tambak yang merugi mencapai 190 tambak dan kurang lebih sebanyak 96 orang petani plasma.

“Total kerugian kami sebanyak 115.450 kg, ini data yang masih sementara, ” kata Towilun. Ia menghitung, petani plasma setidaknya telah mengalami kerugian Rp 25-35 juta akibat padamnya arus listrik ke plasma tersebut.

Hanya, George membantah hitungan Towilun tersebut. Menurutnya, Towilun terlalu berlebihan dalam menyampaikan jumlah tambak yang rugi akibat padamnya listrik tersebut. “Tidak sampai sejumlah itu, artinya ketika ada tambak listriknya padam maka langsung dipanen dan tidak dibiarkan lebih lama. Lagipula, yang rugi bukan plasma, tetapi juga perusahaan,” kata George.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×