kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Crown Group yakin permintaan properti di Australia masih tinggi


Sabtu, 24 Juli 2021 / 21:00 WIB
Crown Group yakin permintaan properti di Australia masih tinggi
ILUSTRASI. Apartemen yang dikembangkan Crown Group di Australia.


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar properti berkembang di tengah pandemi, perusahaan pengembang properti di Australia, Crown Group, yakin permintaan properti masih tinggi.

Menurut KPMG Economics, harga properti Australia mengalami kenaikan pada tahun 2020. KPMG yang berkantor pusat di Amstelveen, Belanda, adalah sebuah jaringan jasa professional multinasional , dan merupakan salah satu dari empat organisasi akuntansi terbesar di Dunia. KPMG eksis di 147 negara dengan lebih dari 219.000 pegawai, memiliki tiga layanan utama, yakni audit keuangan, pajak dan penasehatan.

Di bawah pemodelan KPMG, tanpa pandemi, harga rumah di Sydney diperkirakan akan naik 13% hingga mencapai $1.119.000 pada Desember 2023, namun saat ini mereka akan naik 26% menjadi $1.244.000. Awalnya harga rumah tapak di Brisbane akan naik sebesar 9% menjadi $601.000; alih-alih, mereka akan naik 20% menjadi $661.000.

Harga hunian di Melbourne diprediksi akan meningkat 19% menjadi $905.000, namun yang terjadi adalah mereka akan naik 24% menjadi $940.000. Bahkan Darwin, satu-satunya kota di mana harga rumah dimodelkan akan turun malah akan mengalami kenaikan harga sebesar $31.000.

Dr. Brendan Rynne, kepala ekonom KPMG Australia, melihat harga properti naik secara dramatis dalam enam hingga sembilan bulan terakhir. Hal ini karena penurunan suku bunga hipotek, penghematan ekstra dari tidak menghabiskan liburan, dukungan pendapatan yang besar dari pemerintah dan dukungan pasar perumahan secara khusus.

Baca Juga: Crown Group akuisisi lahan senilai Rp 5 triliun

Menurut Direktur Penjualan Crown Group, Prisca Edwards, harga hunian terus menggelembung di Sydney, sebagai akibat langsung dari pandemi COVID-19.

“Kami melihat penelitian yang menunjukkan terdapat kesenjangan harga sebesar 66% antara pasar rumah tapak dan apartemen. Di Crown Group, kami telah melihat minat baru dalam pembelian apartemen terutama dari konsumen lokal yang menghuni yang ingin meningkatkan kualitas kehidupan mereka ke depan jika Lock Down COVID terus berlanjut, yang tercermin dalam penjualan baru-baru ini," ucapnya dalam keterangan yang diterima KONTAN, Sabtu (24/7).

Prisca menambahkan sepanjang lockdown, Crown melihat permintaan yang lebih tinggi daripada sebelumnya, serta ada tren yang berkelanjutan, "Saya tidak akan terkejut melihat harga segera naik," katanya

Senada, Direktur Penjualan dan Pemasaran Crown Group Indonesia, Tyas Sudaryomo, mengungkapkan bahwa seperti halnya pisau, pandemi Covid-19 ini memiliki 2 sisi yang saling bertentangan.

"Kita tidak menutup mata bahwa kerusakan yang dihasilkan oleh pandemi ini sangatlah luar biasa terutama jika dilihat dari varian baru yang lebih menular. Namun di sisi lain, pandemi yang telah berjalan sekitar 1,5 tahun ini menciptakan kebiasaan baru terutama dalam hal keuangan, baik itu dari sisi pemerintah maupun swasta dan rumah tangga," sebut Tyas.

Dengan berbagai stimulan dan kebijakan bunga rendah pemerintah, ditambah pengeluaran rumah tangga yang jauh lebih selektif, jumlah populasi yang rendah karena penurunan angka imigrasi turut mempengaruhi kondisi pasar properti khususnya di Australia. 

Tyas memiliki keyakinan bahwa pasar properti Austalia akan lebih siap. Mengingat pengalaman dan keberhasilan Negara Kangguru dalam menangani gelombang pertama Covid-19, "Saya memiliki keyakinan bahwa pasar properti di Australia kali ini akan lebih “tahan banting.” ujar Tyas.

Selanjutnya: Hunian besutan Crown laris pembeli di tengah pandemi Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×