Reporter: Ranimay Syarah | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) pengelola Blok WMO di sepanjang lepas pantai Bangkalan, Madura untuk sementara menghentikan produksinya terkait cuaca buruk yang melanda wilayah perairan utara Jawa saat ini.
Penghentian produksi ini sudah dimulai sejak Senin, 20 Januari 2014 lalu hingga hari ini. Baik produksi minyak dan gas tidak dapat dilakukan, karena ada beberapa alat yang tidak bisa digunakan. Donny M. Priadi, Manajer Komunikasi Pertamina Hulu Energi ONWJ menyatakan selang penyalur minyak mentah (hose) ke penampungan minyak mentah (Floating Storage Offloading/ FSO) Abherka mengalami kebocoran.
"Dengan berhentinya produksi tentu ada kerugian, sehari tidak berproduksi saja rugi, apalagi 3 hari. Namun, kita tidak bisa berbuat banyak, personil dan peralatan sudah siap, tapi kita tidak bisa ambil risiko menerjunkan orang-orang kita kesana, itu bahaya sekali. Jadi, untuk saat ini kita hanya menunggu entah sampai kapan sampai cuaca membaik, " kata dia.
Untuk produksi gas, per harinya PHE ONWJ bisa menghasilkan 120 juta mmscfd dan turun drastis menjadi 40 juta mmsfcd, begitu pula dengan produksi minyak yang target per harinya 22.200 barel per hari selama 3 hari jadi tidak berproduksi.
Untuk kerugian yang dialami oleh PHE WMO, Donna enggan menyebutkan karena katanya masih fokus untuk perbaikan. Apalagi FSO Abherka itu baru saja beroperasi dan memiliki potensi menampung minyak mentah produksi hingga 30 ribu barel per hari. "Kita tidak bisa menyebutkan nilai kerugiannya, yang pasti kerugian ini tidak seberapa jika untuk keselamatan para pekerja. Jangankan WK kita, bandara Juanda Surabaya saja sempat terhenti karena cuaca buruk, " katanya.
Sementara itu, Elan Biantoro, Kepala Bagian Humas, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menyampaikan SKK Migas terus melakukan koordinasi dengan PHE WMO untuk mencari solusi. "Bukan hanya PHE WMO, banyak KKKS lain juga bernasib sama akibat angin besar hingga 35 knot, ombak juga saat ini mencapai 6 meter. Untuk penghentian produksi kita harus maklumi karena untuk keselamatan, " kata Elan, Kamis (23/01).
Berdasarkan perkiraan cuaca BMKG, gelombang tinggi dan angin kencang masih akan terjadi tinggi tanggal 25 Januari mendatang. Elan juga menambahkan apabila cuaca baik, perbaikan kebocoran membutuhkan waktu sekitar 6-12 jam.
Elan menambahkan selain PHE WMO yang menghentikan produksi, Pertamina Petrochina East Java (PPEJ) juga menghentikan distribusi minyak mentahnya dari Lapangan Mudi, di Tuban, Jawa Timur. Selain itu produksi lapangan Sukowati yang dikelola JOB PPEJ sebesar 29.000 barel minyak per hari dan 26 juta kaki kubik gas bumi per hari juga mengalami penghentian total karena cuaca buruk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News