Reporter: Agustinus Beo Da Costa, Ferry Hidayat, Ranimay Syarah | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) unjuk gigi lagi di bisnis hulu minyak dan gas bumi (migas). Kamis (16/1),melalui anak usahanya, PT Saka Energi Indonesia, PGN resmi mengakuisisi 8,91% saham Blok South East Sumatera (OSES) yang dimiliki Korean National Oil Corporation (KNOC) senilai US$ 46 juta atau sekitar Rp 552 juta (kurs US$ 1=Rp 12.000).
Seperti diketahui, sebelum saham Korean National diakuisisi oleh Saka Energi, kepemilikan saham di blok tersebut antara lain berada di China National Oil Company (CNOOC) sebesar 65,5%, Pertamina Hulu Energi 13%, KNOC sebesar 8,91%, Talisman 7,4%, Orchard Group (Salamander) sebanyak 5%.
Adapun lokasi Blok South East Sumatera ini terletak di perairan dangkal Laut Jawa di lepas pantai selatan Sumatra. Luas blok tersebut sebesar 8.098 kilometer persegi dan terdiri dari 34 lapangan dan 360 sumur. Sementara untuk Production Sharing Contract (PSC) Blok South East Sumatera ini pertama kali dimenangkan oleh Independence Indonesian American Oil Company (IIAPCO) pada tahun 1968 dan mulai berproduksi sejak tahun 1971.
Lalu, KNOC mengakuisisi 8,91% saham Blok South East Sumatera pada tahun 2002 lalu. Untuk kontrak Blok South East Sumatera bakal berakhir 2018 nanti. Produksi migas di blok itu disumbang oleh dua lapangan, yakni Lapangan Cinta di bagian selatan dan Lapangan Widuri di bagian utara dengan jaringan pipa bawah laut sepanjang 513 kilometer (km). Blok ini pernah menjadi blok dengan produksi terbesar dengan sumur produksi 410 sumur.
Direktur Operasional Saka Energi Indonesia Tumbur Parlindungan menjelaskan, langkah PT Saka Energi Indonesia mengakuisisi Blok South East Sumatera ini karena produksi dari blok tersebut masih terbilang besar. Saat ini produksi migas dari blok itu sebesar 48.400 barel oil equivalent per day (boepd).
Sekretaris Perusahan PGN Ridha Ababil mengatakan, langkah agresif PGN mengakuisisi sejumlah blok migas merupakan upaya PGN mencari pengalaman di bisnis hulu migas. Pengalaman itu bisa didapat dengan mulai berperan sebagai pemegang saham minoritas di suatu blok.
Menurut sumber KONTAN di PGN, sebenarnya strategi PGN adalah mengincar blok-blok gas yang akan habis masa kontraknya atau akan ditinggalkan oleh kontraktor kerja sama (KKKS) asing. "Dengan begitu, lebih mudah bagi PGN untuk mengakuisisi blok-blok gas tersebut ketika dilepas lewat pre-emptive right," ungkap dia.
Sementara itu, sumber KONTAN di KNOC yang tidak ingin disebutkan namanya bilang, langkah KNOC melepas saham di Blok South East Sumatera itu merupakan bagian dari rencana Badan Usaha Milik Negara Korea Selatan itu untuk keluar dari bisnis migas di Indonesia.
"Kami memiliki beberapa blok di Indonesia. Kami juga sudah mengebor dan ternyata dryhole. Karena itu, sejak 2003 lalu, kami sudah memutuskan untuk keluar dari bisnis migas di Indonesia," ungkap dia.
Adapun harga yang dibanderol KNOC untuk 8,91% saham di Blok South East Sumatera senilai US$ 46 juta.
Akuisisi South Sesulu
Sebelumnya, pada Selasa (7/1) lalu, PGN melalui Saka Energi juga telah melakukan pembayaran atas akuisisi 75% yang merupakan sisa saham milik Hess Corp di Blok Ujung Pangkah senilai US$ 650 juta. Selain Blok Ujung Pangkah, Oktober 2013, Saka Energi juga sudah mengakuisisi 100% saham Blok South Sesulu di Kalimantan Timur yang juga milik Hess Corp.
Saat ini, Blok South Sesulu memang masih tahap eksplorasi. Untuk akuisisi Blok South Sesulu, "Kami hanya membayar komitmen berupa utang dan pengeboran satu sumur yang ditinggalkan oleh Hess," kata Tumbur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News