Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Acset Indonusa Tbk (ACST) meraih kontrak baru senilai Rp 1,44 triliun sepanjang semester I-2019. Proyek jumbo yang diperoleh anak usaha United Stractors itu adalah Pekerjaan Sipil Pembangkit Listrik Tenaga Gas & Uap (PLTGU) Jawa 1 dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Soma Karimun (2 x 25 MW) di Riau.
Pencapaian kontrak selama enam bulan kemarin ditopang dari dua proyek besar yaitu Pekerjaan Sipil Pembangkit Listrik Tenaga Gas & Uap (PLTGU) Jawa 1 dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Soma Karimun (2 x 25 MW) di Riau.
Baca Juga: Semester I, kinerja Astra Infra ditopang konektivitas tol Trans-Jawa
Kedua proyek tersebut memiliki nilai kontrak Rp 1,33 triliun. Secara total, sepanjang semester I ACST mengumpulkan nilai kontrak baru sebesar Rp 1,44 triliun.
Sementara dari sisi kinerja keuangan, ACST membukukan pendapatan sebesar Rp1,55 triliun atau turun 7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan tersebut disebabkan disebabkan oleh adanya penurunan pendapatan dari sektor infrastruktur seiring dengan hampir selesainya proyek berjalan.
Sedangkan berdasarkan lini bisnis, sektor infrastruktur berkontribusi paling besar yakni 71%. Kemudian disusul konstruksi sebesar 13%, fondasi sebesar 8% dan sektor lainnya sebesar 8%.
Di periode ini, ACST membukukan rugi bersih sebesar Rp 404 miliar, yang disebabkan oleh adanya keterlambatan penyelesaian beberapa proyek Contractor Pre Financing (CPF) dan struktur sehingga menyebabkan peningkatan biaya pendanaan, biaya overhead, dan tambahan biaya untuk percepatan penyelesaian proyek-proyek tersebut.
Selain itu, ACSET juga mengalami penyesuaian nilai pekerjaan yang mengakibatkan terjadinya penurunan pendapatan dan laba dari proyek berjalan.
Baca Juga: United Tractors (UNTR) Mendulang Untung dari Emas
Karenanya, pihaknya menyiapkan beberapa strategi untuk memperbaiki kinerja dan mendukung pertumbuhan kinerja meliputi penerapan skema pengelolaan working capital yang lebih baik khususnya untuk proyek CPF, melakukan pengendalian proyek dengan lebih efektif dan efisien serta peningkatan kualitas operasional Perusahaan.
Perseroan juga akan fokus pada proyek infrastruktur sebagai penunjang utama pertumbuhannya, dan tetap mempertahankan lini bisnis fondasi dan struktur secara lebih selektif.
Disebutkan ACST akan melakukan diversifikasi secara kompetitif ke bidang pekerjaan kelautan (marine works) dan soil improvement.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News