kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -18.000   -0,91%
  • USD/IDR 16.280   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.170   52,57   0,74%
  • KOMPAS100 1.046   10,83   1,05%
  • LQ45 803   7,75   0,97%
  • ISSI 232   2,06   0,90%
  • IDX30 417   2,37   0,57%
  • IDXHIDIV20 488   2,62   0,54%
  • IDX80 117   1,01   0,87%
  • IDXV30 120   0,20   0,17%
  • IDXQ30 134   0,64   0,48%

Cuma 17% CEO di Indonesia siap menghadapi persaingan bisnis di masa depan


Selasa, 28 Juni 2011 / 17:11 WIB
Cuma 17% CEO di Indonesia siap menghadapi persaingan bisnis di masa depan
ILUSTRASI. Sepeda United Venus 1.00 (2020)


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Edy Can

JAKARTA. Sebanyak 12.000 pemimpin perusahaan dari 74 negara, termasuk Indonesia mengalami penurunan inovasi dalam memimpin perusahaan. Hal itu terungkap dari hasil survey yang dilakukan oleh PT Daya Dimensi Indonesia (DDI), sebuah perusahaan konsultan SDM yang merupakan afiliasi dari Development Dimensions International asal Amerika Serikat.

Menurut survei bertajuk Global Leadership Forecast 2011 itu, menyebutkan mayoritas pemimpin perusahaan dan organisasi di Indonesia mengakui bahwa mereka tidak efektif dalam mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam berorganisasi.

Salah satu penyebab penghambat efektifitas pemimpin perusahaan dalam mengembangkan inovasi karena mereka cenderung menghindari resiko, ketidakpercayaan yang tinggi, dan ketergantungan pada persetujuan dari atasan. "Rendahnya inovasi ini bisa menghambat perkembangan bisnis perusahaan itu sendiri," kata Rainer Turangan, Direktur DDI usai seminar Leadership Evolution, Global Leadership Forecast 2010/2011 di hotel Mulia, Jakarta.

Survei ini dilakukan pada Juni hingga November 2010 dan dilakukan serempak di 74 negara dengan jumlah responden sebanyak 12.423 pemimpin perusahaan dari berbagai industri dan 1.897 orang praktisi SDM. Sedangkan responden yang berasal dari Indonesia jumlah responden sekitar 600 orang pimpinan dari berbagai perusahaan multinasional dan BUMN.

Jazmine Boatman, Manager Center for Applied Behavioral Research (CABER), Development Dimensions International menambahkan bahwa banyak pemimpin yang menjadi responden hanya fokus bekerja pada saat ini saja tanpa mengetahui apa yang harus dipersiapkan untuk jangka waktu 3 tahun kedepan. "Secara global hanya 18% pemimpin yang telah mempersiapkan untuk memenuhi kebutuhan inovasi bisnis mereka di masa depan," katanya.

Sedangkan di Indonesia, lanjut Jazmine, pemimpin yang telah siap mempersiapkan inovasi untuk pengembangan bisnis mereka jumlahnya ada sekitar 17%. Menurutnya, persentase itu tidak terpaut jauh dengan kondisi perusahaan lainnya secara global. Itu artinya, sejumlah perusahaan-perusahaan yang ada di negeri ini masih terbilang kompetitif dan tidak kalah dalam bersaing.

Namun menurutnya, agar bisa lebih kompetitif lagi, perusahaan-perusahaan di Indonesia harus memiliki anggaran khusus yang dialokasikan untuk melakukan berbagai inovasi. Baik untuk inovasi produk maupun untuk inovasi aspek kepemimpinan atau SDM.

Seperti halnya perusahaan-perusahaan yang ada China, India dan Brazil yang menganggap inovasi merupakan hal penting yang harus terus dikembangkan sehingga mereka menyediakan anggaran yang cukup besar untuk inovasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×