Reporter: Herlina KD | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) meramalkan produksi kedelai tahun 2011 ini sebesar 934.000 ton. Jumlah ini lebih tinggi ketimbang angka sementara (Asem) produksi kedelai tahun lalu yang sebesar 908.110 ton.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengungkapkan, produksi kedelai tahun ini diperkirakan meningkat 25.890 ton atau sekitar 2,85% ketimbang tahun lalu.
"Kenaikan produksi ini diperkirakan terjadi karena peningkatan luas panen 4.990 hektare (ha) dan peningkatan produktivitas sebesar 0,29 kuintal per ha," ujarnya saat konferensi pers Selasa (1/3) kemarin.
Ia menjelaskan peningkatan produksi ini diperkirakan akan terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Aceh, dan Jambi. Sementara itu, di Yogyakarta, Sumatra Utara dan Sulawesi Selatan diperkirakan akan terjadi penurunan.
"Kenaikan produksi sebesar 25.890 ton diperkirakan akan terjadi pada periode Mei - Agustus sebesar 32.160 ton. Sedangkan pada periode Januari - April dan September - Desember diperkirakan turun masing-masing 4.800 ton dan 1.470 ton," jelas Rusman.
Catatan saja, berdasarkan data BPS, pada tahun ini luas areal panen kedelai diperkirakan sebesar 666.702 ha, lebih luas ketimbang tahun 2010 lalu yang sebesar 661.711 ha.
Sementara itu, tahun ini produktivitas kedelai tahun ini di ramal naik menjadi 14,01 kuintal per ha per tahun, naik tipis ketimbang tahun lalu yang sebesar 13,72 kuintal per ha per tahun.
Tapi Mukhlisin, Petani Kedelai asal Jember yang juga Ketua Bidang Kerjasama Antar Lembaga Dewan Kedelai Nasional pesimis produksi kedelai nasional seperti yang diperkirakan BPS dalam Aram I 2011 bisa tercapai. “Karena saat ini curah hujan sangat tinggi, kedelai jika terlalu banyak air justru akan mati," ujarnya kepada KONTAN Rabu (2/3).
Di sisi lain, saat ini ketersediaan lahan semakin terbatas karena harus berebut dengan lahan padi. "Apalagi, saat ini harga kedelai di tingkat petani hanya sebesar Rp 4.000 per kg, sehingga minat petani untuk menanam kedelai semakin rendah," jelas Mukhlisin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News