Reporter: Benediktus Krisna Yogatama, David Oliver Purba | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Tahun 2015 ini menjadi periode yang cukup berat untuk dilewati industri otomotif nasional. Maklum, sampai dengan paruh pertama tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia melemah, sehingga beli konsumen pun ikut ikut lesu darah.
Walaupun berpengaruh kepada penjualan mobil secara nasional, namun beberapa merek mobil masih bisa membatasi penurunan penjualan karena memiliki segmen mobil terlaris, yakni mobil berpenumpang kecil alias low multi purpose vehicle (low MPV).
Mobil low MPV merupakan mobil primadona pasar, yang banyak diminati masyarakat Indonesia. Selain bisa memuat banyak penumpang, mobil yang terbilang multi fungsi ini digemari karena nyaman digunakan di jalan perkotaan maupun jalan di pedesaan yang kondisi jalannya tidak terlalu bagus.
Karena potensi pasar mobil low MPV ini besar, agen pemegang merek (APM) mobil ramai-ramai memperebutkan kue nimbrung di segmen pasar ini. Alhasil, APM mobil yang sudah lama berkecimpung di segmen low MPV ini berusaha mencari cara agar penjualannya tetap menjadi jawara.
Salah satu cara yang mereka tempuh adalah melakukan perubahan penampilan pada mobil low MPV mereka atau kerap disebut facelift. Yang terbaru, facelift dilakukan terhadap dua merek low MPV terlaris, yakni Daihatsu Xenia dan Toyota Avanza. Hasil facelift kedua mobil yang diproduksi oleh PT Astra Daihatsu Motor (ADM) ini diluncurkan pada 12 Agustus 2015 lalu.
Jangan anggap remeh keputusan Toyota dan Daihatsu melakukan permak penampilan dan mesin low MPV mereka. Sebab, beberapa kali kebijakan facelift yang dilakukan untuk kedua mobil ini terbukti ampuh mendongkrak penjualan.
Yang jelas, penjualan mobil low MPV tersebut moncer usai Daihatsu Xenia dan Toyota Avanza versi facelift mengaspal. Amelia Tjandra, Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu bilang, peluncuran facelift dari Daihatsu Xenia atu disebut Great New Xenia bertujuan untuk mendongkrak pangsa pasar mobil yang sedang lesu. "Pasar low MPV di Indonesia masih bagus, karena mobil ini menjawab kebutuhan masyarakat berupa mobil keluarga, anti banjir, muat banyak penumpang dan barang, serta tawaran harga kompetitif," kata Amelia, Selasa (18/8).
Selain menggenjot penjualan mobilnya, Amelia menargetkan peluncuran facelift Daihatsu Xenia dilakukan untuk mempertahankan pangsa pasar Daihatsu sebesar 15% tahun ini. "Memang penjualan tahun ini mobil jelek sekali, tapi penurunan penjualan kami tak serendah penjualan mobil secara keseluruhan," kata Amelia.
Dalam proyeksi Amelia, total penjualan mobil di Indonesia sampai akhir tahun ini bisa mencapai 950.000 unit - 1 juta unit. Proyeksi Amelia ini persis dengan proyeksi penjualan mobil dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
Tetap menjadi raja
Tak hanya untuk menggenjot penjualan, Rahmat Samulo, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) bilang, facelift dilakukan untuk penyegaran mobil. Soal efektifitas dari penjualannya tergantung konsumen. "Maka itu, facelift biasanya mengikuti selera dari konsumen," jelas Samulo.
Terlepas perubahan tampilan yang dilakukan APM ini, Soehari Sargo, pengamat otomotif menilai, mobil low MPV masih menjadi raja pasar mobil di Indonesia. Tak hanya pertimbangan harga dan muatan saja, konsumen di Indonesia suka mobil low MPV karena harga purna jualnya lebih tinggi dari mobil jenis lain. Maka itu, pantas APM melakukan facelift untuk menjaga popularitas merek mereka. "Jika pabrikan mobil tidak melakukan apa-apa terhadap mobilnya, maka penjualannya bisa turun," ungkap Soehari.
Tak hanya itu, facelift lebih efisien ketimbang meluncurkan model baru di segmen yang sama. Untuk meluncurkan model baru butuh riset yang modalnya cukup mahal dan lama.
Adapun pilihan bentuk facelift ada beragam, mulai dari facelift interior, eksterior hingga facelift mesin. Bisa juga facelift dilakukan untuk keseluruhannya, seperti yang dilakukan pada Daihatsu Xenia dan Avanza.
Keputusan Daihatsu Xenia dan Toyota Avanza melakukan perubahan penampilan dan mesin ini pantas membuat khawatir APM lain yang memiliki produk low MPV seperti PT Honda Prospect Motor (HPM). Sebab, Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia merupakan dua merek mobil populer yang banyak beredar di jalanan.
Mengenai apa terobosan dari kompetitor ini, Jonfis Fandy, Marketing and Aftersales Service Director PT HPM mengaku tak gamang. Ia menilai, keputusan kompetitor tak akan mengganggu rencana bisnis Honda Prospect. "Tak ada perubahan apa-apa dalam estimasi penjualan kami," jelas Jonfis. Perlu diketahui, HPM menargetkan pangsa pasar 14,2% dari total penjualan mobil nasional tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News