kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Cushman: Investasi properti di Asia Pasifik masih menjadi minat investor asing


Jumat, 10 Juni 2011 / 22:03 WIB
Film The Batman yang dibintangi Robert Pattinson menunda proses produksi untuk sementara.


Reporter: Evilin Falanta | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Perusahaan konsultan properti Cushman and Wakefield mencatat volume penjualan investasi properti komersial di kawasan Asia Pasifik mengalami peningkatan sebesar 14% di kuartal I 2011 atau sekitar US$ 107,5 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu sekitar US$ 99 miliar.

Kenaikan tersebut di dorong oleh iklim investasi sektor properti komersial secara regional yang sejak tahun lalu banyak diminati oleh para investor asing. Menurut David Cheadle Managing Director PT Cushman and Wakefield Indonesia, investasi properti Asia Pasifik meningkat juga di dukung oleh pemulihan ekonomi solid, akses kredit yang mudah bagi para investor, dan banyak aset properti yang mempunyai prospek yang baik.

Menurut survei Cushman Pertumbuhan properti yang bertumbuh pesat tahun ini berasal dari negara China dengan pangsa pasar 71,9%, diikuti oleh Jepang 3,6%, Singapura 3,5%. Hal ini, membuat minat investor terkonsentrasi di kawasan tersebut. Sayangnya, volume investasi di Indonesia belum termasuk dalam kawasan terbesar di Asia Pasifik.

Menurut Arief Raharjo Associate Director Research and Advisory, Indonesia dianggap kurang transparan dalam membuka pasar properti di Asia Pasifik. "Sebab, di negara kita masih terhambat oleh sejumlah regulasi serta infrastruktur yang tidak lancar, bahkan lahan yang tidak terjangkau. Hal ini membuat investor asing lebih memilih membuka perkantoran atau properti lainnya di kawasan CBD negara lain," jelasnya, Jumat (10/6).

Pasalnya, bila ada investor asing yang ingin berinvestasi properti di Indonesia, pasti mengincar kawasan CBD. "Sayangnya, kawasan CBD kita saja sudah padat. Kalau pun mereka mau berinvestasi properti di Indonesia, mereka harus beralih di luar kawasan CBD. Sedangkan di luar Jakarta saja masalah infrastruktur belum menjangkau daerah-daerah tersebut," sambung Handa Sulaiman Executive Director PT Cushman and Wakefield Indonesia.

Cushman memprediksikan investasi di kuartal kedua nanti pada kawasan Asia Pasifik akan terus mengalami trend peningkatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×