Reporter: Leni Wandira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Perusahaan farmasi asal Korea Selatan Daewoong Pharmaceutical semakin serius memposisikan Indonesia sebagai pusat riset klinis regional.
Melalui studi Investigator-Initiated Trial (IIT) yang melibatkan 134 pasien gastroesophageal reflux disease (GERD) di tiga rumah sakit besar di Jakarta, Daewoong berhasil membuktikan kinerja terapi generasi baru Fexuprazan.
Obat ini menawarkan pereda gejala lebih cepat dibandingkan terapi berbasis proton pump inhibitor (PPI) konvensional.
Baca Juga: Masuk ke Sektor Hospitality, Daewoong Akuisisi Alam Kulkul Boutique Resort di Bali
Penelitian yang dipimpin Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, mencatat pasien yang mengonsumsi Fexuprazan 40 mg rata-rata terbebas dari gejala heartburn dan regurgitasi dalam 15 hari.
Hasil ini lima hari lebih cepat dibandingkan kelompok pembanding yang menggunakan Esomeprazole 40 mg.
Tingkat kepatuhan pasien juga tinggi berkat kemudahan konsumsi sekali sehari tanpa batasan waktu makan.
“Studi ini tidak hanya relevan untuk penanganan GERD di Indonesia, tetapi juga memperkuat kapasitas riset klinis nasional. Data lokal yang kami hasilkan dapat menjadi basis pengambilan keputusan terapi yang lebih tepat bagi populasi Indonesia,” ujar dr. Stella Melisa, Chief Medical Officer Daewoong Pharmaceutical Indonesia, Jumat (15/8/2025).
Dari sisi industri, langkah ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki daya tarik sebagai lokasi uji klinis obat inovatif.
Baca Juga: 4 Makanan Terlarang untuk Dikonsumsi oleh Penderita GERD
“Kolaborasi riset ini mempercepat adopsi terapi P-CAB seperti Fexuprazan di pasar domestik, sekaligus membuka jalan bagi percepatan proses registrasi,” tambah Stella.
Fexuprazan, yang dikembangkan di Korea Selatan, telah mendapatkan persetujuan pemasaran di berbagai negara, termasuk Korea Selatan, India, Meksiko, Filipina, dan Chili.
Saat ini, obat tersebut dalam proses tinjauan di lebih dari 30 negara, dengan target ekspansi ke 100 negara pada 2027.
Daewoong melihat peluang besar di pasar terapi gangguan asam lambung yang secara global terus tumbuh. Di Indonesia sendiri, prevalensi GERD diperkirakan mencapai 9,35% dari populasi.
Baca Juga: Cara Cegah Komplikasi bagi Pengidap Diabetes, Hipertensi, dan GERD saat Lebaran
Keberhasilan studi ini diharapkan mendorong percepatan adopsi terapi inovatif di Indonesia sekaligus memperkuat posisi Daewoong di segmen farmasi gastrointestinal, ceruk pasar yang tengah mencari alternatif lebih cepat dan praktis dibandingkan terapi PPI.
Selanjutnya: Pemerintah Targetkan Tax Ratio 10,47% dari PDB pada Tahun 2026
Menarik Dibaca: 7 Kesalahan Tata Letak Dapur yang Bikin Ruangan Tidak Nyaman, Menurut Desainer
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News