Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dafam Property Indonesia Tbk tahun ini fokus ekspansi rumah bersubsidi. Untuk itu, perusahaan menganggarkan belanja modal sebesar Rp 40 miliar.
Billy Dahlan, Direktur Utama Dafam Property Indonesia menyebutkan, hingga 2020 perusahaan berencana untuk memberikan fokus pada pengembangan rumah subsidi. "Kami masuk rumah subsidi. Sebelumnya kami kan konvensional menengah ke atas, sekarang kami masuk ke menengah ke bawah, tapi memang mainnya volume," jelasnya saat dihubungi kontan.co.id, Jumat (15/2).
Adapun lahan yang disiapkan perusahaan berada di Madiun dengan luas lahan mencapai 12 ha. Dari situ ditahun ini perusahaan akan membangun 800 unit rumah. Dari total jumlah unit yang akan dibangun, Billy menyebutkan hanya 80% yang merupakan rumah bersubsidi, sisanya non subsidi.
Untuk harganya, ia bilang rumah bersubsidi akan dijual dengan harga Rp 130 juta. Sedangkan untuk rumah non subsidi range harga akan berkisar mulai dari Rp 150 juta hingga Rp 200 juta. Selain di Jawa Timur, Billy mengungkapkan juga akan mengembangkan proyek rumah bersubsidi di Jawa Tengah. Saat ini perusahaan memiliki laham seluas 2 ha di sana. Selain itu perusahaan juga sedang mencari kembali lahan di Jawa Tengah untuk proyek tersebut.
Namun, untuk penambahan kembali lahan di Jawa Tengah, Billy masih enggan buka-bukaan. "Untuk lahan yang dicari tergantung permintaan," tuturnya. Ia pun menambahkan bahwa saat ini baru bisa mengumumkan yang berada di Madiun sedangkan yang berada di Jawa Tengah, masih MoU saja.
Sedangkan untuk hotel sendiri, emiten dengan kode saham DFAM di Bursa Efek Indonesia ini juga berencana untuk menambah 5 hotel kembali. Hanya saja ia bilang untuk hotel organik saja. Hal tersebut lantaran hingga 2020 perusahaan ingin fokus menggarap rumah subsidi.
Untuk mendukung proyek yang dijalankan tahun ini, Billy menyebutkan perusahaan menganggarkan belanja modal sebesar Rp 40 miliar. Dengan rencana tersebut, saat ini perusahaan mendapatkan pendapatan Rp 200 miliar. "Saat ini on hand kami Rp 200 miliar dari hotel dan perumahan," jelasnya.
Adapun untuk kontribusinya sendiri tahun lalu hotel masih mendominasi dengan berkontribusi sebesar 70%. Namun, dengan adanya proyek rumah subsidi ini ia memprediksi akan berbalik yang mana perumahan akan berkontribusi 70% pada pendapatan.
Sedangkan untuk realisasi di tahun lalu, Billy bilang tidak mencapai target awal lantaran ada 1 proyek perumahan di Jawa Tengah tertunda. "Kami kan nunggu tol jadi dulu, waktu itu pembebasan mundur sedikit dan proyeknya sekarang sudah bisa mulai," tuturnya. Berdasarkan catatan kontan.co.id, DFAM menargetkan pendapatan sebesar Rp 120 miliar pada tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News