Reporter: Yura Syahrul | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan akan mengajak sekitar 15 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk bertandang ke Myanmar. Untuk tahap awal, mereka akan membagi pengalaman bisnisnya ke Myanmar.
"15 BUMN tersebut akan mencari rezeki di sana. Sebagai tahap awal, mereka akan memberikan pengaruh positif dulu, menanam kebaikan dengan memberikan ilmu bisnisnya. Nanti mereka bisa ekspansi lebih lanjut," jelas Dahlan selepas Rapat Pimpinan BUMN di kantor PLN Jakarta, Selasa (19/3).
15 BUMN itu antara lain PT Timah Tbk (TINS), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Garuda Maintenance Facility (GMF), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Perum Badan Usaha Logistik (Bulog), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Pupuk Indonesia.
Untuk PT Timah, sudah mendapat konsesi lahan sebesar 10.000 hektare untuk menambang timah di Myanmar Selatan. Untuk PLN diminta menurunkan distribusi listrik yang hilang di Myanmar dari 26% menjadi 10%.
Sedangkan untuk GMF, Dahlan meminta untuk mengajukan penawaran maintenance pesawat di Myanmar Airline. "Ini semua bisa dilakukan di tahun ini," tambahnya.
Untuk PTBA, Dahlan meminta perusahaan tambang batubara ini membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2x20 MW. Untuk batubaranya, semua akan dipenuhi dari tambang batubara di sana.
PTBA hanya menjadi kontraktor pembuat PLTU tersebut dan mengoperasikannya. "Kalau dilihat dari kapasitasnya, itu memang kecil. Tapi bagi Myanmar, itu sudah besar. Investasinya mencapai US$ 80 juta," tambahnya.
Untuk Telkom, Dahlan meminta agar operator telekomunikasi terbesar itu mengikuti tender agar bisa bekerja sama dengan operator lokal setempat. Sedangkan untuk Perum Bulog, Dahlan meminta agar bisa bekerjasama dengan Bulog Myanmar, dalam pengadaan beras bersama ataupun beras-beras yang tidak diproduksi di Indonesia atau untuk memenuhi beras cadangan bagi Bulog.
"Kerjasama dengan Bulog ini bukan dalam arti kita akan impor beras dari Myanmar. Tapi ini lebih kerjasama antarnegara dalam mewaspadai cadangan pangan," tambahnya.
Sementara BNI akan lebih koordinasi soal kepentingan dana dan skema finansial seluruh perusahaan BUMN tersebut. Sedangkan untuk Semen Indonesia, akan membangun pabrik semen di Myanmar.
Jika kurang akan mendatangkan semen dari Vietnam karena Semen Indonesia sudah memiliki pabrik di Vietnam. Begitu juga dengan Pupuk Indonesia yang akan membangun pabrik pupuk di sana. “Ini merupakan tindak lanjut dari hasil kunjungan Menteri Perekonomian Hatta Rajasa ke Myanmar beberapa waktu lalu," katanya. (Didik Purwanto/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News