Reporter: Leni Wandira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra Daihatsu Motor (ADM) mencatatkan penjualan ritel sebanyak 36.917 unit pada kuartal I tahun 2025. Dengan capaian tersebut, Daihatsu menguasai 17,5% pangsa pasar dari total penjualan ritel nasional yang mencapai sekitar 210.000 unit sepanjang Januari hingga Maret 2025.
Marketing & Corporate Communication Director PT ADM Sri Agung Handayani mengatakan, kontribusi utama penjualan Daihatsu pada periode ini ditopang tiga model unggulan.
“Kontributor utama penjualan Daihatsu adalah Sigra dengan 11.594 unit atau 31%, diikuti Gran Max Pick Up sebanyak 9.596 unit (26%), dan Terios dengan 4.439 unit (12%),” ujarnya di jakarta, Rabu (16/4).
Secara bulanan, performa penjualan Daihatsu pada Maret 2025 juga meningkat 4,9% dibanding Februari, dari 12.501 unit menjadi 13.111 unit. Momentum Ramadan dan Lebaran turut mendorong peningkatan permintaan kendaraan.
“Kami bersyukur penjualan pada bulan Maret mencatatkan capaian positif, didukung momen Lebaran yang sangat dinanti masyarakat. Kebutuhan akan kendaraan yang andal dan nyaman menjadi sangat penting, terutama bagi mereka yang membeli mobil pertama,” kata Sri Agung.
Baca Juga: Daihatsu, Toyota, Honda dan Hyundai Siap Memacu Penjualan di Momen Ramadan & Lebaran
Daihatsu juga gencar menawarkan program penjualan menarik, seperti DAIFIT (Daihatsu Idul Fitri) yang berlangsung hingga 30 April 2025. Program ini menawarkan berbagai promo dan kesempatan memenangkan hadiah umroh bagi sembilan pelanggan yang beruntung.
Selain itu, Daihatsu menghadirkan program servis Daihatsu Car Check Up 2025 hingga 30 Juni 2025, dengan layanan pengecekan gratis hingga paket servis terjangkau. Pemilik mobil bekas Daihatsu pun bisa menikmati promo SEHATI (Second Hand Activation) untuk menjaga performa kendaraan mereka tetap prima.
Sri Agung menyebut, posisi Daihatsu di pasar otomotif nasional tetap stabil di peringkat kedua, meski pangsa pasarnya sedikit tergerus oleh meningkatnya penerimaan kendaraan elektrifikasi (HEV) di segmen menengah-atas, khususnya dari kalangan pembeli mobil kedua (second buyer).
“Produk kami memang fokus pada kebutuhan first car buyer, dan pasar Indonesia masih didominasi oleh segmen ini,” jelasnya.
Namun, ia juga menyoroti kondisi makro ekonomi yang turut mempengaruhi performa pasar di kuartal pertama 2025. Isu mengenai non-performing loan (NPL) di perusahaan pembiayaan masih berlanjut, sementara nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing turut memberi tekanan pada industri otomotif.
“Industri otomotif ada di level ketiga setelah sandang dan pangan. Jadi, ketika ekonomi makro tidak terlalu baik, dampaknya terasa ke sektor mikro, termasuk segmen first car buyer tempat kami bermain,” imbuhnya.
Baca Juga: Daihatsu Resmikan Pabrik Baru Karawang Assembly Plant 2 Senilai 2,9 Triliun
Selanjutnya: Ramai Rencana Perubahan Pengendali Pada Sejumlah Emiten di Awal 2025
Menarik Dibaca: Hujan Petir Melanda Daerah Ini, Berikut Prediksi Cuaca Besok (18/4) di Jawa Timur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News