kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Daihatsu: Nozzle Ayla hanya muat untuk non-subsidi


Jumat, 11 April 2014 / 17:12 WIB
Daihatsu: Nozzle Ayla hanya muat untuk non-subsidi
ILUSTRASI. Kenali Aturan Diet Kentang Agar Ampuh Turunkan Berat Badan. (Dok/M&P Engineering)


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Maraknya cibiran agar mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC) untuk tidak menenggak bensin jenis premium membuat produsen gerah juga.

Salah satunya PT Astra Daihatsu Motor (ADM). Produsen LGCG bermerek Ayla ini mengklaim bahwa LCGC yang mereka produksi sudah dirancang untuk diisi dengan bahan bakar non-subsidi. Salah satunya yaitu dari lubang pengisian bensin atau nozzle Ayla yang memiliki lubang bensin yang lebih kecil sehingga tidak bisa dimasukkan dengan nozzle bahan bakar non-subsidi.

"Kami rancang supaya lubang untuk isi bensin itu kecil, hanya muat untuk nozzle bahan bakar non-subsidi. Tidak bisa untuk nozzle bahan bakar non-subsidi karena lebih besar dan tidak muat," ujar Sudirman Maman Rusdi, Presiden Direktur ADM, Jumat (11/4).

Selain itu, kata Sudirman, sejatinya keberadaan Ayla justru membantu pemerintah dalam mengurangi penggunaan BBM secara keseluruhan. Sebab konsumsi bensin Ayla sangat irit yakni mencapai 22 kilometer (km) per liter untuk luar kota dan 18 km per liter untuk dalam kota. “Itu jauh dari rata-rata mobil lain yang konsumsi per liternya hanya untuk 11 kilometer," kata Sudirman.

Ia juga mengatakan PPNBM yang diberikan pemerintah untuk LCGC, sebenarnya yang menikmati konsumen dan produsen tidak mengambil keuntungan dari situ.

Untuk itu, Sudirman mengusulkan perlu dibentuk payung hukum tersendiri untuk melakukan pengawasan penggunaan BBM subsidi pada LCGC.

Sudirman yang juga merupakan menjabat sebagai Ketua Gaikindo ini mengatakan bahwa sampai dengan kuartal I 2014, dari total penjualan mobil nasional yang sekitar 320.000 unit, penjualan LCGC hanya sekitar 40.000. Alias porsinya masih sangat kecil.

Menteri Perindustrian MS Hidayat menghimbau bagi produsen yang belum menerapkan nozzle kecil untuk mobil LCGC untuk segera menerapkannya. "Kami imbau kepada anggota Gaikindo untuk mengubah lubang nozzle agar hanya bisa di isi BBM non-subsidi," ujar Hidayat, Jumat (11/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×