Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) M Chatib Basri beberapa waktu lalu menyurati Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat terkait mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC). Chatib mengaku khawatir dengan konsumsi BBM subsidi yang diduga banyak ditenggak LCGC.
"Kenapa saya kemarin tanya Pak Hidayat tentang ini (LCGC), saya concern BBM-nya. BBM-nya bagaimana?" kata Chatib dalam Diskusi "Menyongsong Peta Baru Kebijakan Ekonomi Indonesia" di Jakarta, Senin (7/4).
Lebih lanjut, Chatib mengaku pihaknya tidak menyasar penerimaan pajak sebagai dampak penjualan LCGC. Menurutnya, pemerintah akan mendapat tambahan penerimaan dari korporasi yang memproduksi LCGC karena ia mengetahui terdapat peningkatan penjualan LCGC.
"Kalau pajak bisa cancel out. Katanya kan jumlah mobil yang dijual naik, maka revenue perusahaan akan naik. Maka PPn akan naik juga. Pemerintah akan dapat uang dari corporate tax. Tapi ini BBM-nya gimana? Ada atau tidak persoalan teknis yang bisa diatasi untuk ini?" jelasnya.
Chatib mengkhawatirkan, konsumsi BBM subsidi melonjak seiring dengan peningkatan penjualan LCGC. Oleh karena itu, ia menyurati Menperin karena pihak Kementerian Perindustrian-lah yang memahami teknis terkait LCGC tersebut.
"Ini subsidi BBM-nya bisa naik. Apa yang bisa kita lakukan dengan ini. Concern saya soal BBM subsidinya. Memang betul komponennya dibuat di sini, berdampak ke ekspor juga, itu bagus. Tapi saya harus melihat bagaimana fuel spending-nya dibatasi," ujarnya.
Beberapa waktu lalu, Hidayat menyatakan LCGC meminum BBM sebanyak 20 kilometer per liter, sementara mobil non-LCGC rata-rata meminum BBM 12 kilometer per liter. Oleh karena itu, terjadi efisiensi sekitar 60% BBM per unit mobil.
"Dengan produksi sebanyak 52.956 unit pada tahun 2013, maka penghematan BBM sebanyak 61,8 juta liter per tahun. Selanjutnya dengan perkiraan produksi sebanyak 150.000 unit tahun 2014, maka penghematan BBM diperkirakan sebanyak 175,2 juta liter per tahun," jelasnya. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)
Sakina Rakhma Diah Setiawan | |
Editor | : Erlangga Djum |
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News