kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dalam lima tahun, peringkat kemudahan akses listrik di Indonesia naik dari 75 ke 33


Minggu, 15 November 2020 / 08:52 WIB
Dalam lima tahun, peringkat kemudahan akses listrik di Indonesia naik dari 75 ke 33
ILUSTRASI. Warga mengecek meteran kebutuhan listrik di rumah susun Petamburan, Jakarta. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemudahan akses listrik atau getting electricity naik cukup signifikan dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan hasil pemeringkatan yang dikeluarkan oleh World Bank, Indonesia berhasil naik ke peringkat 33 pada tahun 2020. Sebelumnya, Indonesia hanya menempati posisi 75 pada 2015.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, dengan hasil ini, masyarakat semakin mudah untuk mendapatkan akses listrik. Dengan begitu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis investasi di Indonesia bisa semakin meningkat.

"Ini jadi salah satu indikator dalam memperbaiki iklim berbisnis di Indonesia," kata Agung dalam keterangan tertulisnya, Minggu (15/11).

Menurut Agung, keberhasilan menggenjot peringkat getting electricity dilakukan melalui berbagai usaha, yaitu memastikan pasokan listrik yang andal dan terjangkau, mendorong inovasi serta memastikan layanan konsumen menjadi prioritas utama.

Terpisah, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero) Bob Saril mengatakan, ketersediaan pasokan tak lepas dari pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh PLN. Di sisi pembangkit, hingga September 2020, kapasitasnya telah mencapai 63,3 Gigawatt (GW), meningkat sekitar 7,8 GW sejak tahun 2015 yang ketika itu baru mencapai 55,52 GW.

Baca Juga: Pertamina-PLN dirikan pusat riset Indonesia Energy and Electricity Institute

"Dengan adanya penambahan infrastruktur ini tentu membuat ketersediaan pasokan listrik dan keandalannya meningkat. Listrik tak hanya tersedia di Jawa dan pusat kota, tetapi di seluruh Indonesia, sampai ke pelosok desa," tutur Bob.

PLN juga melakukan pembangunan gardu induk (GI) dan jaringan transmisi. Untuk GI, pada tahun 2015 terdapat 1.499 buah dengan total kapasitas sebesar 92.000 Mega Volt Ampere (MVA). 
Jumlah tersebut meningkat menjadi 2.161 buah pada September 2020 dengan total kapasitas mencapai 146 ribu MVA. Terdapat penambahan 662 buah dengan total kapasitas meningkat sekitar 54.000 MVA.

Sementara di sisi jaringan transmisi, pada tahun 2015 panjang jaringan transmisi baru mencapai 41.000 kilometer sirkuit (kms) meningkat menjadi 60.000 kms. Terdapat penambahan panjang jaringan transmisi hampir 19.000 kms.

Di sisi layanan, penyambungan baru atau tambah daya dengan Sertifikat Laik Operasi (SLO) kini bisa dilakukan satu pintu. Sebelumnya, dilakukan secara terpisah karena yang mengeluarkan SLO adalah Lembaga Inspeksi Teknik Tenaga Listrik. 

Melalui semangat transformasi, dalam waktu dekat, PLN juga akan meluncurkan New PLN Mobile, aplikasi layanan terintegrasi bagi pelanggan dari PLN.

Pemerintah terus mengejar target rasio elektrifikasi sebesar 100% pada akhir tahun 2020. Saat ini masih terdapat sekitar 400 desa di wilayah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) yang belum berlistrik. Sementara itu, rasio elektrifikasi nasional mencapai 99,09% di semester I tahun 2020. 

Selanjutnya: Progres capai 86%, PLN segara operasikan SUTT pertama di Pulau Ternate

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×