kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dampak virus korona (COVID-19) membuat bisnis rental kendaraan menurun drastis


Senin, 16 Maret 2020 / 22:37 WIB
Dampak virus korona (COVID-19) membuat bisnis rental kendaraan menurun drastis
ILUSTRASI. Dampak virus korona (COVID-19) membuat bisnis rental kendaraan menurun drastis. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc/18.


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat Transportasi Universitas Soegijapranata, Djoko Setijowarno mengatakan dampak virus korona (COVID-19) membuat bisnis rental kendaraan menurun drastis sejak dua bulan terakhir.

"Biasanya di akhir pekan, penyewaan kendaraan untuk pariwisata terpakai di atas 90%, tetapi sekarang hanya 25% saja," jelas Djoko saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (16/3).

Baca Juga: Fatwa MUI: Salat Jumat bisa diganti salat zuhur jika penyebaran corona tak terkendali

Ia berkata jika Pemerintah memang perlu memasang upaya perlindungan melalui social distancing atau menjauhkan diri dari kerumunan. Tetapi, bukan lockdown sebagaimana yang dilakukan oleh beberapa negara terjangkit COVID-19.

Atas penurunan ini, pihaknya tidak mengambil langkah efisiensi berupa PHK karyawan atau strategi khusus sebab pihaknya hanya menanggung pajak kendaraan saja. Menurut Djoko, pihak yang banyak terdampak lebih berat adalah para pengemudi.

"Ini yang juga terjadi pada bis AKAP dan pengemudi kendaraan rental, karena mereka sudah mengeluarkan modal untuk sewa. Maka pemerintah perlu memberi suntikan dengan penundaan pajak kendaraan," lanjutnya.

Baca Juga: Malaysia lockdown total seluruh negara selama dua minggu mulai 18 Maret

Sementara itu, Yayat Supriatna, pengamat transportasi dan tata kota mengatakan jika saat ini demand angkutan umum masih tinggi, sehingga kebijakan untuk mengurangi karyawan kurang tepat.

"Hal itu bisa dilihat pagi ini, dimana banyak masyarakat masih bergantung pada kereta, Transjakarta, hingga MRT. Jika penurunan penumpang terjadi karena Korona, mereka masih aman karena disubsidi Pemerintah," ujarnya, Senin (16/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×