Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Hendra Gunawan
SURABAYA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana menggunakan Rp 190 miliar dana pembangunan tangki timbun liquefied petroleum gas (LPG) atau BBM untuk kebutuhan lain. Duit itu akan digunakan untuk menambah anggaran pembangunan jaringan gas (jargas) tahun ini.
Dengan hitungan satu jargas menelan investasi sekitar Rp 10 juta, bakal ada tambahan pembangunan 19.000 jargas saluran rumah tangga (SR). "Kalau ada relokasi 19.000 SR, akan dibagi di banyak daerah. Mudah-mudahan Surabaya dapat," kata Menteri ESDM Ignasius Jonan, dalam acara Peresmian Jargas di Surabaya, Minggu (7/5).
Limpahan dana tadi tak termasuk dalam anggaran penambahan jargas yang telah tersedia, yakni Rp 1,14 triliun. Duit tersebut hanya cukup membangun 58.809 jargas SR. Padahal Kementerian ESDM menargetkan pembangunan 66.000 jargas SR tahun ini.
Pembangunan jargas adalah upaya pemerintah menghemat subsidi. Kementerian ESDM mengklaim, pemanfaatan jargas bisa menekan konsumsi 20.000 ton LPG atau setara dengan penghematan subsidi Rp 141 miliar per tahun.
Khusus di Surabaya, misalnya, pembangunan 24.000 jargas SR mampu menghemat penggunaan 2.600 ton LPG per tahun. Nilai penghematan subsidinya mencapai Rp 18 miliar per tahun.
Penggunaan jargas juga menekan pengeluaran masyarakat. Masih mengambil contoh Surabaya, harga gas jargas sebesar Rp 2.995 per meter kubik (m³). Sementara harga LPG tiga kilogram (kg) mencapai Rp 17.000.
Walikota Surabaya Tri Rismaharini bersyukur, jika Surabaya mendapatkan tambahan alokasi jargas. Menurutnya, penggunaan jargas bisa menekan pengeluaran masyarakat di Kampung Kue, Kawasan Rungkut Lor II, Surabaya sebesar 30%-35%.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi VII DPR Syaikhul Islam Ali mendorong pemerintah menganggarkan dana yang besar untuk pembangunan jargas. "Saya kira, kami di komisi VII sangat welcome," ujarnya.
Hingga tahun 2019, pemerintah berharap total pembangunan jargas SR mencapai 500.000. Sejak 2009-2016, total jargas SR yang sudah terbangun mencapai 200.000-an.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News