Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra, membandingkan dana talangan Garuda Indonesia dengan maskapai dunia lainnya yang mendapatkan dana talangan dari pemerintah untuk penanganan Covid-19, seperti Singapore Airlines (SIA).
Irfan mengatakan, situasi pandemi ini situasi yang tak terelakan. Menurutnya GIAA merupakan industri yang langsung terdampak secara fundamental karena industri penerbangan ini mobilitas, sehingga implikasi pada industri ini mengagetkan.
Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) berencana buka rute penerbangan ke tiga negara ini
"Karena semua penerbangan maskapai terkena impact menurut saya dana talangan kita dengan SIA jauh berbeda. Bandingkan dengan SIA tiba-tiba mereka dapat US$ 11,5 miliar penempatan dana pemerintah menghadapi pandemi. Namun, ya kami harus menerima kenyataan bahwa Garuda hanya menerima US$ 500 juta,” kata Irfan saat diskusi virtual MarkPlus Industry Roundtable, Jumat (19/6).
Irfan menjelaskan, terdampaknya sektor penerbangan menyebabkan Garuda Indonesia kehilangan empat peak season, yakni idul fitri, libur sekolah, umroh dan haji. Kendati begitu, Irfan masih optimis bahwa pihaknya masih memiliki satu kesempatan peak season yaitu akhir tahun.
Oleh karena itu, pemerintah menjanjikan dana talangan senilai Rp 8,5 triliun atau US$ 500 juta tetapi prosesnya masih berlangsung. Menurutnya keterlibatan pemerintah menjadi wajar karena hampir seluruh pemerintah di dunia juga turun tangan membantu maskapainya, karena industri ini juga menyangkut aktivitas yang menghubungkan perekonomian.
Baca Juga: Jumlah penumpang menurun drastis, industri transportasi maksimalkan bisnis kargo
“Tentu saja mengakibatkan tekanan yang sangat besar kepada finansial kita. Cash flow menjadi isu yang sangat ramai dan banyak orang yang mengamati isu dana talangan Garuda Indonesia sebesar Rp 8,5 triliun atau US$ 500 juta dana talang ini akan diberikan pemerintah,” jelasnya.
Irfan mengatakan, dana talangan ini nantinya akan digunakan untuk modal kerja. Selain itu, dana talangan ini juga akan digunakan untuk langkah-langkah efisiensi yang akan dilakukan oleh maskapai pelat merah ini.
Dana talangan tersebut merupakan bagian dari skema. Penyelamatan Ekonomi Nasional (PEN) terhadap sektor-sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19. Dana talangan sebesar Rp 8,5 triliun tersebut, menurut Irfan masih dalam proses.
Meskipun hingga saat ini kabar mengenai dana talangan tersebut belum ada kepastian lebih lanjut, Irfan tetap optimis bahwa pihaknya akan menerima dana talang dari Pemerintah untuk penanganan dampak Covid-19 untuk Garuda Indonesia.
Baca Juga: Perombakan direksi BUMN diharapkan dapat mendorong kinerja perusahaan plat merah
Irfan yakin bahwa Garuda juga akan mendapatkan dana talang tersebut, meskipun berbeda jauh dengan Singapura yang dana talangnya cukup fantastis.
Irfan menambahkan, hampir di semua negara yang terdampak virus Covid-19, pemerintahnya melakukan upaya agar maskapai dapat bertahan. Sebab, sektor penerbangan menjadi salah satu yang paling terdampak selama pandemi Covid-19 terjadi.
“Hampir di semua negara, pemerintah terlibat aktif karena ini bisa menjadi dasar dukungan,” tutur Irfan.
Irfan mengungkapkan, di semua negara Pemerintahnya berperan aktif dalam membantu sektor penerbangan, karena penerbangan sendiri merupakan instrumen penting yang menggerakkan pertumbuhan ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News