kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dapat modal segar, KAI siap menggali utang LRT


Sabtu, 22 Juli 2017 / 15:45 WIB
Dapat modal segar, KAI siap menggali utang LRT


Reporter: Siti Maghfirah, Tantyo Prasetya | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Proyek kereta ringan atau light rail transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) kembali mendapat angin segar. Pasalnya, PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang merupakan investor proyek ini segera mendapat suntikan dana segar. 

Dana segar ini berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) yang telah disetujui Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Nilai suntikan modal segar sebesar Rp 2 triliun di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2017.

Dengan adanya tambahan dana tersebut, modal yang dimiliki KAI akan bertambah gendut. Walhasil, KAI bisa lebih mudah mendapatkan utang dari perbankan yang akan dipakai untuk menambah pembiayaan proyek LRT yang ditargetkan selesai 2018.

Didiek Hartantyo Direktur Keuangan PT KAI Didiek Hartantyo mengatakan, pihaknya telah berkomunikasi dan melakukan pembahasan dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) seperti PT Bank Mandiri, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia (BNI) untuk mendanai proyek-proyek LRT yang mencapai Rp 18 triliun.

Lembaga keuangan lain

Namun, bila hanya mengandalkan dari Himbara saja, KAI pesimis dana yang dibutuhkan sekitar Rp 18 triliun tidak dapat tercapai. Oleh karena itu, KAI juga akan melakukan pembahasan dengan lembaga perbankan swasta dalam negeri semisal PT Bank Central Asia (BCA) dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).

"Sudah bicara dengan Himbara, seperti Mandiri, BNI, dan BNI. Namun kemungkinan akan coba dari bank-bank nasional besar lainnya seperti BCA. SMI juga salah satu calonnya," kata Humas PT KAI Agus Komarudin kepada KONTAN, Jumat (21/7).

Soal berapa besar tingkat bunga dan persyaratan lain saat ini masih dalam pembicaraan. Adapun jangka waktu yang diharapkan adalah mencapai lebih dari 20 tahun.

Selain itu, agar beban utang tak memberatkan keuangannya, KAI meminta pemerintah agar mau memberikan jaminan atas utang tersebut. Dengan begitu lembaga keuangan memberikan bunga yang rendah. "Harapannya bunganya tidak mahal," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×