kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Darah segar masuk Waskita Toll


Sabtu, 18 Februari 2017 / 15:05 WIB
Darah segar masuk Waskita Toll


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Waskita Toll Road mendapatkan suntikan modal segar senilai Rp 3,5 triliun dari PT Taspen dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Kedua perusahaan plat merah itu menyuntik dana Waskita Toll melalui skema pembiayaan investasi non anggaran pemerintah (PINA).

Taspen menyuntikkan dana Rp 2 triliun dan berhak atas 16,6% saham Waskita Toll. Sementara Sarana Multi mengucurkan dana senilai Rp 1,5 triliun dan berhak memiliki 12,4% saham Waskita Toll.

Dengan tambahan modal segar tersebut, kini, total nilai ekuitas Waskita Toll menjadi Rp 10 triliun. Sebelumnya, perusahaan tersebut memiliki ekuitas senilai Rp 6,5 triliun.

Konsekuensi suntikan modal baru dari Taspen dan SMI, saham Waskita Toll milik PT Waskita Karya Tbk terdilusi sekitar 29%. Porsi kepemilikan Waskita Karya turun menjadi 70,9%.

Sebagai gambaran, per 30 September 2016, Waskita Karya memiliki 99,99% saham Waskita Toll. Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode WSKT tersebut mendirikan Waskita Toll pada 18 Desember 2015.

Nah, Waskita Toll akan memakai seluruh ekuitas untuk menyokong pengembangan proyek jalan tol yang sedang digarap. "Dengan total ekuitas saat ini yang sekitar Rp 10 triliun, kami masih membutuhkan dana sekitar Rp 20 triliun," ujar Herwidiakto, Direktur Utama PT Waskita Toll Road, di Jakarta, Jumat (17/2).

Waskita Toll membutuhkan total dana Rp 100 triliun untuk membiayai proyeknya. Dana tersebut akan mereka pakai untuk menggarap 1.000 kilometer (km) jalan tol.

Dari total kebutuhan dana itu, sekitar 70% atau Rp 70 triliun akan Waskita Toll penuhi dari utang. Porsi sebesar 30% selebihnya atau Rp 30 triliun dipenuhi dari ekuitas.

Waskita Toll berencana kembali mencari pendanaan melalui skema PINA untuk menutup kekurangan Rp 20 triliun ekuitas tadi. Target perusahaan ini tak cuma perusahaan lokal melainkan juga perusahaan asing.

Saat ini, Waskita Toll tengah menjajaki kerjasama dengan institusi luar negeri asal Malaysia dan China. Kemungkinan besar, pilihan perusahaan tersebut jatuh kepada investor Malaysia. "Sebab untuk institusi Tiongkok, perusahaan ini ingin memasukkan kontraktornya sehingga tidak pas," terang Herwidiakto.

Saat ini Waskita Toll memiliki 15 proyek jalan tol. Satu proyek jalan tol sudah beroperasi. Sementara 14 selebihnya masih dalam tahap konstruksi.

Sejumlah proyek tol yang sedang berjalan seperti tol Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang dan Cimanggis-Cibitung. Waskita Toll juga tengah menggarap jalan tol Kayu Agung-Palembang-Betung. Hingga akhir tahun 2017, perusahaan tersebut berharap mengoperasikan tol dengan total panjang 250 kilometer (km).

Selain melanjutkan pembangunan proyek eksisting, Waskita Toll mengincar proyek baru yakni tol Semarang-Demak dan Probolinggo-Banyuwangi. Keduanya masih dalam proses tender.

Batal IPO tahun ini

Di sisi lain, Waskita Toll kemungkinan besar menunda go public pada tahun ini. Perusahaan itu menunda agenda penjualan saham perdana atau initial public offering (IPO) pada tahun ini karena hingga saat ini belum mencetak laba.

M Choliq, Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk, menyatakan, Waskita Toll akan mencapai titik keseimbangan investasi atau break event point (BEP) setelah 10-12 tahun beroperasi. "Perusahaan jalan tol membutuhkan waktu panjang untuk memperoleh keuntungan sebab harus memproses konstruksi lebih dulu, kemudian baru beroperasi," ungkap Choliq.

Alhasil, manajemen Waskita Toll menyatakan bahwa penundaan IPO adalah keputusan yang tepat. Jika mereka memaksakan realisasi IPO tahun ini, kemungkinan tidak banyak investor yang berminat membeli saham perusahaan ini. Adapun perkiraan paling cepat IPO Waskita Toll adalah enam tahun lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×