kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.321   -49,00   -0,30%
  • IDX 7.551   47,46   0,63%
  • KOMPAS100 1.068   12,02   1,14%
  • LQ45 800   10,42   1,32%
  • ISSI 257   2,76   1,08%
  • IDX30 412   1,00   0,24%
  • IDXHIDIV20 471   1,76   0,38%
  • IDX80 121   1,45   1,22%
  • IDXV30 124   0,70   0,57%
  • IDXQ30 132   0,42   0,32%

Tren Mobil Baru Murah, Harga Mobil Bekas Diprediksi Turun 10–20%


Kamis, 07 Agustus 2025 / 08:59 WIB
Tren Mobil Baru Murah, Harga Mobil Bekas Diprediksi Turun 10–20%
ILUSTRASI. Suasana pusat penjualan mobil bekas di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Senin (7/7/2025). Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengakui penjualan mobil baru di Indonesia mengalami penurunan. Daya beli yang melemah diperkirakan menjadi penyebab peralihan keputusan pembeli, hingga penjualan mobil bekas sempat lebih tinggi dibanding mobil baru. Namun, peralihan ke mobil bekas tidak bisa membantu banyak dalam menggenjot perekonomian negara. Sebab, mobil bekas tidak ada nilai industrinya. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar mobil bekas diprediksi akan menghadapi tekanan baru seiring makin agresifnya perang harga di segmen mobil baru. Penurunan harga yang terjadi pada sejumlah model, terutama mobil listrik (EV).

Fenomena ini bukan hanya menarik perhatian konsumen, tapi juga berpotensi menekan nilai jual kembali mobil bekas di segmen tertentu.

Baca Juga: Ribuan Mobil Listrik BYD Dari China Tiba Di Indonesia, Cek Harga BYD Terbaru

Daddy Doxa Manurung, Direktur Utama PT Balai Lelang Serasi (Ibid), menyebut bahwa meski saat ini dampaknya belum terasa signifikan, tekanan terhadap harga mobil bekas nyaris tak terhindarkan dalam waktu dekat.

“Kalau sekarang belum kelihatan, tapi ke depan kami sudah antisipasi. Ini pasti akan berdampak,” ujar Doxa, kepada Kompas.com (6/8/2025).

Doxa mencontohkan fenomena harga mobil EV yang makin murah. Contohnya, BYD Atto1 yang dibanderol mulai Rp 195 juta.

Jika tren ini berlanjut dan harga turun lebih jauh dalam beberapa bulan ke depan, maka mobil-mobil seken yang berada di rentang harga tersebut akan ikut terpengaruh.

“Orang bisa saja nunggu sebentar, enam bulan atau setahun, harga mobil barunya bisa di bawah Rp 150 juta. Logikanya, harga sekennya juga pasti ikut turun,” katanya.

Baca Juga: 5 Mobil Listrik dengan Harga Termurah di Indonesia, Dari Wuling hingga NETA

Ia juga mengatakan, segmen yang paling rentan terdampak adalah mobil-mobil bekas di bawah Rp 200 juta, seperti LCGC, yang saat ini mendominasi sekitar 60–70 persen stok Ibid.

Doxa memperkirakan potensi penurunan harga bisa mencapai 10 hingga 20 persen, tergantung bagaimana perkembangan pasar EV dan kecepatan distribusi unit baru ke konsumen.

Namun begitu, Doxa mengingatkan bahwa semua masih bersifat potensi. Ia menilai semester II 2025 akan menjadi periode krusial untuk melihat sejauh mana dampak penurunan harga mobil baru benar-benar menekan pasar mobil bekas.

Baca Juga: GIIAS 2025 Ditutup, Apakah Harga Mobil Listrik BYD Atto 1 Akan Naik?

“Kita lihat nanti Agustus, September, Oktober. Kalau penjualan naik tajam, bisa jadi itu efek dari showroom atau pelaku usaha yang buru-buru menjual unit karena khawatir harga makin turun,” kata dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dampak Perang Harga, Banderol Mobil Bekas Terancam Turun", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2025/08/07/064200215/dampak-perang-harga-banderol-mobil-bekas-terancam-turun.

Selanjutnya: Simak Rekomendasi Saham Buy dan Sell Hari Ini dari KISI (7/8)

Menarik Dibaca: Simak Rekomendasi Saham Buy dan Sell Hari Ini dari KISI (7/8)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×